Jakarta (ANTARA) - Apa jadinya Harley Quinn tanpa Joker? Jawabannya ada dalam film "Birds of Prey" karya Cathy Yan. Selain bercerita tentang perjuangan move on dari mantan kekasih, film ini juga cukup kuat berbicara tentang emansipasi perempuan.
Harley Quinn merupakan karakter dalam komik DC yang tidak lain adalah pacar dari Joker. Film dimulai dengan kegalauan Harley Quinn (Margot Robbie) yang baru saja putus dari Joker atau Si Badut Kriminal.
Ternyata hal tersebut tidaklah mudah, sebab banyak orang-orang di sekitar yang meremehkannya dan bagi mereka Harley tidak punya kekuatan apa-apa tanpa Joker.
Dengan emosi yang menggebu, Harley kemudian membuat semacam pengumuman bahwa dia sudah tak lagi berurusan dengan Joker. Namun, ini malah menjadi bumerang baginya. Musuh-musuh lama dan orang-orang yang pernah disakitinya mulai mengincar dia termasuk Roman Sionis/Black Mask (Ewan McGregor).
Baca juga: Pangeran William suka film "Joker"
Baca juga: "Joker" akan kembali ditayangkan di bioskop
Sejak lama, Roman menginginkan Harley mati. Namun Harley tidak kehabisan akal, dia mengajak Roman bekerja sama untuk mencari sebuah berlian penting yang dicuri oleh seorang pencopet cilik Cassandra Cain (Ella Jay Basco). Semua orang mencari Cassandra termasuk anak buah Roman yakni Victor Zsasz (Chris Messina) dan Black Canary (Jurnee Smollett-Bell).
Usaha tersebut awalnya mudah, namun menjadi rumit karena kehadiran detektif Renee Montoya (Rosie Perez) yang sedang menelusuri kasus Roman dan Huntress (Mary Elizabeth Winstead) yang haus akan membalas dendam ke anak buahnya Roman, Victor Zsasz.
Cassandra pun berhasil diamankan, akan tetapi Harley mulai ragu untuk menyerahkannya. Dia pun bersekutu dengan detektif Montoya, Huntress, dan Black Canary yang sebenarnya membenci Roman.
Baca juga: Joker versi Jared Leto tak akan muncul dalam "Birds of Prey"
Baca juga: Ketakutan Margot Robbie hadapi Jared "Joker" Leto
Berbekal rasa sakit hati
Gerombolan Harley ini punya satu masalah yang sama yakni sakit hati.
Harley kecewa karena selalu dibayang-bayangi oleh kekuatan Joker. Huntress memiliki luka lama karena keluarganya dibunuh oleh Victor Zsasz.
Sementara itu, kerja keras Montoya tak pernah diakui oleh bosnya hingga akhirnya memilih resign.
Sedangkan Black Canary, sakit hati karena selalu dikekang oleh Roman dan Cassandra anak broken home yang mencari pelampiasan dengan mencopet.
Kumpulan para perempuan sakit hati ini adalah cikal bakal lahirnya nama Birds of Prey. Kelima perempuan ini memiliki kemampuan yang unik.
Baca juga: Daftar pemenang Golden Globe 2020, "1917" hingga "Parasite"
Baca juga: Terbanyak, "Joker" raih 11 nominasi BAFTA
Baca juga: Joaquin Phoenix menangkan Golden Globe, singgung kebakaran Australia
Film yang menonjolkan perempuan
Tak heran jika film ini sangat kuat karakter perempuannya, karena sutradaranya juga seorang perempuan.
Tema perempuan ini sangat terlihat sepanjang film mulai dari kegundahan seorang perempuan ketika putus dengan pacarnya hingga saat berkelahi.
Seorang Harley Quinn yang psikopat, ternyata juga bisa bersedih ketika berhadapan dengan masalah cinta.
Menggunakan emosi daripada logika untuk menyelesaikan masalah tapi juga bisa dengan kuat dan tegar menghadapi lawan saat diremehkan.
Bukan cuma Harley Quinn, karakter lain seperti Montoya yang tidak pernah diapresiasi oleh bosnya pun bisa bangkit dan membuktikan jika dirinya tidak kalah dengan polisi dan detektif laki-laki.
Cara berpikir dan memecahkan kasus kejahatan terlihat lebih cerdas dibanding dengan rekan sejawatnya.
Belum lagi saat adegan berkelahi, di tengah pertarungan Harley Quinn masih sempat menanyakan apakah Black Canary membutuhkan ikat rambut agar tidak pengganggu penglihatan. Detail seperti ini mungkin hanya bisa ditemukan pada film yang sutradaranya benar-benar mengerti tentang kebiasaan para perempuan.
Baca juga: "Joker" disebut sebagai film komik paling menguntungkan
Baca juga: "Joker" bakal dibuat film sekuel?
Baca juga: Terjawab, Joker tidak bunuh "kekasihnya"
Sarat kekerasan tapi tetap menghibur
"Birds of Prey" memang diperuntukan bagi Anda yang sudah berusia 17 tahun ke atas. Pasalnya, selalu ada kekerasan di tiap adegannya.
Seperti halnya film-film DC, di sini juga terdapat adegan sadis meski darahnya tidak diperlihatkan secara langsung.
Meski demikian, hal yang menghibur justru datang dari Harley Quinn. Dia bertindak sebagai pencerita, dan caranya menceritakan seluruh adegan mampu membuat tertawa, apalagi alur yang dia mainkan maju mundur sesuai dengan suasana hatinya.
Harley Quinn yang sedikit gila juga terlihat menyenangkan.
Gayanya yang unik dan terkadang polos justru membuatnya lebih berkesan menggemaskan daripada sadis.
Di sini, Margot Robbie pun sangat sukses memerankan sosok Harley, dia mampu berpindah-pindah karakter dengan cepat dan tidak membosankan.
Melalui "Birds of Prey", Cathy Yan secara jelas menyampaikan pesan penting untuk para perempuan bahwa dengan kekuatan dan rasa percaya diri, mereka mampu mematahkan anggapan jika tanpa bantuan laki-laki perempuan tak akan bisa maju dan menjadi hebat.
"Birds of Prey" sendiri saat ini sedang tayang di seluruh bioskop Indonesia.
Baca juga: "Bombshell", tentang wanita, karir, dan skandal Fox News
Baca juga: "Birds of Prey" jadi film yang paling dinanti di tahun 2020
Baca juga: Joaquin Phoenix kembali jadi "Joker" di "The Suicide Squad"?
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020