Palembang (ANTARA) - Mantan atlet nasional lari jarak jauh Jauhari Johan mengaku sangat bersyukur bisa menggeluti olahraga triathlon di saat telah melewati usia "emas" sebagai seorang atlet.

Peraih dua medali emas SEA Games 2011 ini tidak menyangka tiga jenis olahraga yang digelutinya saat belia, yakni renang, lari, dan balap sepeda telah membawanya menjadi atlet triathlon profesional sejak 2015.

“Saya memang dikenal sebagai pelari jarak jauh, tapi tidak banyak yang tahu sebelum fokus di atletik, saya sebenarnya juga renang dan balap sepeda,” katanya di Palembang, Jumat.

Baca juga: Perburuan poin Indonesia Triathlon Series 2020 dimulai dari Palembang

Ceritanya cukup unik, ia mengungkapkan awalnya Joe, sapaan akrabnya, diperkenalkan orang tuanya dengan olahraga renang dan dimasukkan di klub renang di Palembang saat berusia 7 tahun.

Karena ia sering mengantuk saat tiba di kolam renang pada pagi hari, sang ayah memiliki strategi jitu, yakni menyuruh berlari dari tempat tinggal ke tempat berlatih.

“Kebetulan tidak terlalu jauh dari rumah sekitar 3 km,” kata peraih medali emas SEA Games tahun 2015.

Oleh karena itu, Joe pun memiliki kemahiran dalam olahraga lari dan akhirnya kedua orang tuanya menyarankan untuk fokus pada atletik, tepatnya saat usia 11 tahun.

Sementara untuk olahraga balap sepeda, Joe memiliki cerita sendiri. Karena orang tuanya merupakan pelatih balap sepeda, keseharian masa kecilnya tidak jauh dari bermain sepeda.

Baca juga: Jauhari Johan siap kembali berprestasi di SEA Games

“Hanya saja, ada momen khusus mengapa saya tidak fokus ke balap sepeda. Pernah saat sedang bermain, saya jatuh dan patah kaki. Sejak itu, ibu saya melarang, sehingga saya memutuskan hanya fokus ke atletik,” kata dia.

Selama bertahun-tahun sebagai penghuni pemusatan latihan nasional (Pelatnas) Atletik sejak tahun 2002, membuat Jauhari menorehkan beragam prestasi, khususnya di cabang lari jarak jauh 5.000 meter dan 10.000 meter.

Selanjutnya, tawaran pun datang kepadanya untuk menggeluti olahraga triathlon karena adanya penurunan performa (torehan waktu) seiring dengan bertambahnya usia.

Ternyata, ia melanjutkan, olahraga triathlon ini memberikan peluang bagi atlet yang kini berusia 36 tahun ini. Perpaduan antara renang sejauh 1500 meter, balap sepeda 40 km dan lari 10 km membuat Jauhari unggul karena mengedepankan daya tahan tubuh. Tak jarang, peserta triathlon tidak menyelesaikan lombanya hingga finis karena kehabisan tenaga.

Baca juga: Jauhari Johan juara triathlon Bima

Namun bedanya, katanya, ketika menggeluti olahraga triathlon, ia harus meloncat dari atlet olahraga prestasi menjadi atlet profesional. Belum lagi, ia juga harus menerima kenyataan bahwa saat itu Indonesia belum memiliki federasi.

“Jadi kalau saya mau ikut even harus itung-itungan sendiri berapa hadiah yang bakal didapat, ya minimal biaya transportasi terkover,” kata peraih dua medali emas PON tahun 2004 dan tahun 2008 pada nomor lari jarak jauh ini.

Buah dari totalitas Joe menggeluti olahraga triathlon akhirnya terbayar kontan dengan meraih medali emas pada SEA Games Filipina 2019.

Baca juga: Indonesia Triathlon Series bakal dorong industri pariwisata olahraga

Meski usia Joe sudah tidak muda, tapi kiprahnya tetap dinantikan, salah satunya pada ajang Palembang Triathlon pada 22-23 Februari 2020.

“Saya berharap muncul atlet-atlet muda, karena usia saya sudah tidak muda dan sangat berharap ada regenerasi,” kata dia.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020