Buku yang terdiri dari lima jilid tersebut secara resmi diluncurkan oleh Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Irwandi Yusuf yang diwakili Asisten-III Setwilprov NAD, Bakhtiar.
Peluncuran buku tersebut dihadiri mantan Penjabat Gubernur NAD, Mustafa Abubakar, yang merupakan penggagas penulisan buku itu dan konsultan editor, Bakhtiar Ali.
Kelima jilid buku tersebut masing-masing berjudul Aceh Serambi Mekkah, Aceh Bumi Iskandar Muda, Aceh Bumi Srikandi, Aceh Tanah Rencong, dan Tsunami Aceh.
Gubernur Irwandi Yusuf dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten-III menyatakan, Aceh merupakan daerah yang menciptakan sejarah yang unik, mulai dari yang klasik sampai kontemporer.
Sejarah klasik telah terjadi pada abad-12 yang saat itu Aceh sudah dikenal oleh pelaut legendaris, seperti Marco Polo dan Laksamana Cheng Ho.
"Pada waktu itu, Aceh merupakan daerah singgahan bagi para pelaut sebelum melanjutkan perjalanan, sehingga daerah ini dikenal sampai ke seluruh penjuru dunia," ujarnya.
Ide pembuatan buku tersebut mengingat banyak sekali bukti sejarah Aceh, berupa manuskrip dan bukti lainnya yang musnah dibawa tsunami 26 Desember 2004.
Masih ada tiga buku lagi yang belum selesai, yakni Aceh Daerah modal, Budaya Aceh, dan Aceh dari Konflik ke Damai.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008