New York (ANTARA News) - Harga emas dan energi meningkat dalam perdagangan yang sepi, Senin, sehubungan para investor mengambil sikap bertahan di tengah meningkatnya pertempuran di Timur Tengah. Para investor sering berpaling pada emas sebagai investasi yang aman dalam pasar yang penuh ketidakpastian, dan juga kontrak logam mulia itu untuk penyerahan Pebruari meningkat 4,10 dolar menjadi 875,30 dolar per ounce (28,34 gram) di bursa New York Mercantile Exchange (NYMEX). Ketidakpastian politik di seluruh dunia, termasuk kemungkinan pecahnya perang, cenderung mendorong meningkatnya harga emas. Harga logam mulia ini baru saja pulih setelah merosot pada pertengahan Nopember akibat aksi jual oleh dana lindung dan investor besar lainnya, dan kenaikan Senin merupakan rebound. Hari ketiga konflik antara para pemimpin Israel dan Hamas juga mendorong naiknya harga minyak. Israel melancarkan serangannya yang paling mematikan terhadap rakyat Palestina dalam beberapa dekade terakhir, Sabtu, menyusul serangan roket yang ditujukan ke kota-kota di Israel selatan. Harga minyak mentah light sweet untuk pengiriman Pebruari naik 2,31 dolar menjadi 40,02 dolar per barel di NYMEX. Ini untuk pertama kalinya kontrak minyak ditutup di atas 40 dolar dalam sepekan. "Ada kekhawatiran atas apa yang terjadi di Israel," kata Brad Samples, analis komoditas pada Summit Energy di Louisville, Kentucky. Namun demikian, ia memperingatkan agar tak terlalu banyak memperhatikan konflik tersebut karena volume perdagangan kurang bergairah menjelang hari libur. "Sulit menerjemahkan hal ini, karena ini adalah dinamika akhir tahun yang khas," katanya kepada kantor berita AP. "Saat ini merupakan waktu mematikan sekali. Volume transaksi tak banyak." (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008