Jakarta (ANTARA News) - Depkominfo mengingatkan penyelenggara telekomunikasi, siaran televisi dan siaran radio mengantisipasi kemungkinan robohnya menara akibat cuaca buruk yang ekstrim. Demikian diungkapkan Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo Gatot S Dewa Broto di Jakarta, Selasa. Gatot menjelaskan, imbauan tersebut berkaitan dengan perkiraan Badan Meteorologi dan Geofisika bahwa akhir Desember hingga Februari cuaca di sejumlah daerah tidak stabil seperti tingginya gelombang laut, angin puting beliung, tanah longsor dan banjir besar. Menurut catatan prosentase robohnya menara-menara relatif sangat kecil meskipun beberapa kejadian tertentu pernah terjadi dan bahkan menimpa korban jiwa. Imbauan ini ujar Gatot, juga berkenaan dengan terjadinya angin puting beliung pada 28 Desember 2008 yang merobohkan sebuah menara milik stasiun televisi Padang TV, padahal menara itu baru selesai didirikan dua bulan lalu. Pada peristiwa itu, sebagian konstruksi menara yang roboh jatuh di rel kereta api dan merusak kabel komunikasi milik kereta api. Sesuai ketentuan yang berlaku, ditambahkan Gatot, salah satu syarat pendirian menara telekomunikasi adalah kepemilikan IMB seperti tertuang pada Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Namun dalam realisasinya, untuk memperoleh IMB Pemda umumnya mensyaratkan agar pihak penyedia, kontraktor dan atau penyelenggara telekomunikasi terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari warga setempat. Hal serupa juga berlaku untuk pendirian menara siaran telervisi maupun siaran radio. Ia menjelaskan, terkait keberadaan suatu menara terkadang muncul penolakan dari sebagian warga dan bahkan Pemda. Karena itu, penyelenggara telekomunikasi, siaran televisi dan siaran radio diminta tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi secara rutin, karena isu keberadaan menara tersebut bisa saja dikaitkan dengan masalah kelaikan tata kota, radiasi, kesehatan, kemungkinan roboh atau juga masalah kesenjangan atau distribusi sosial ekonomi.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008