Pemalang (ANTARA News) - Tim petugas Polres Pemalang, yang melakukan pencarian terhadap korban kapal terbalik di perairan Pantai Asemdoyong, Kabupaten Pemalang, Jateng, Senin (29/12) sore menemukan kembali satu orang dalam keadaan tidak bernyawa. Kapal jenis sopek yang memuat sekitar 40 penumpang ini terbalik setelah diterjang gelombang tinggi dan mengakibatkan sebelas orang ditemukan meninggal dunia. Hingga berita ini diturunkan, pihak petugas Polres Pemalang masih melakukan pencarian terhadap para korban dan hanya menemukan kembali satu korban, Mariah (60). Sebelas korban meninggal dunia tersebut, yaitu Sutiah (60). warga Karang Sempu, Jrakah, Duriah (50), warga Jrakah, Wanda (8), warga Kecamatan Bodeh, Nur (7 bulan), Suti, Antri (10), Isah (40), Kevin Insagin (6), Warsuki (50), Sindon (50), semuanya warga Karang Sempu, Jrakah, dan Mariah (60), warga Jrakah. Sementara korban luka yang masih mendapatkan perawatan intensif dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Ashari, yaitu Widyawati (10), Safina (1,6), Salwa (1), Priadi (8), Supriadi (8), Ahmad (8), Fista (2,5), Yuni (50), semuanya warga Desa Sitemu, Riski (5), warga Jrakah, Rendi (3), Kecamatan Taman, Rifiadi (32), warga Desa Sitemu. Korban yang dirawat di Rumah Sakit Santa Maria, Kabupaten Pemalang, yaitu Darkonah (50), warga Karang, Mariah (meninggal dunia) dan empat korban yang belum diketahui identifikasinya. Supadi, salah seorang keluarga korban, mengatakan, pihak keluarga tidak menduga jika keinginan istrinya, Duriah (50) untuk merayakan proses sedekah laut di pantai Asemdoyong menimbulkan musibah. "Saat meninggalkan rumah, istri hanya berpamitan ingin merayakan proses sedekah laut dan tidak meninggalkan pesan apapun," katanya. Ia mengatakan, pihak keluarga korban yang sejak Senin (29/12) sore menunggu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Ashari sempat marah kepada petugas identifikasi. "Kami ini sudah susah mendapatkan musibah ini. Namun kenapa pihak petugas lambat melakukan identifikasi padahal kami menginginkan agar korban bisa segera di bawa pulang," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008