Manado (ANTARA News) - Menteri Negara Riset dan teknologi (Ristek), Kusmayanto Kadiman, mengatakan, tanaman kelapa bisa dioptimalkan menjadi bahan bakar jenis solar. Asalkan ada kemauan masyarakat untuk mengoptimalkan tanaman kelapa menjadi solar, sepenuhnya akan didukung pemerintah, baik pendanaan maupun teknologinya, kata Menristek, ketika melakukan kunjungan kerja ke Manado, Sulawesi Utara (Sulut), 25-28 Desember 2008. Sulut merupakan daerah potensial tanaman kelapa, karena sebagian besar masyarakat bergantung dengan hasil perkebunan tersebut. Pengelolaan tanaman kelapa menjadi solar dinilai sangat membantu masyarakat, terutama nelayan yang bergantung dengan jenis bahan bakar itu, karena masyarakat miskin sulit mendapatkan solar dengan harga murah. Walaupun pemerintah sudah menurunkan harga BBM, tidak berarti warga miskin sudah bisa menikmatinya, sehingga pengelolaan kelapa menjadi solar sangat potensial, katanya, disela-sela pelaksanaan Tsunami Drill lalu. Sebelumnya, Balai Latihan Tanaman Kelapa dan Palma Lain (Balitka) Sulut, mampu mengoptimalkan fungsi lain dari tanaman kelapa itu, menjadi bahan bakar diesel (cocodiesel), melalui riset yang cukup panjang. Cocodiesel merupakan bahan bakar mesin diesel yang diolah dari minyak kelapa murni, kata Kepala Balitka Sulut, Hengky Novrianto. Potensi tanaman kelapa di Sulut dinilai cukup banyak, sehingga perlu dipikirkan manfaat dari turunan tanaman itu, agar tidak terpaku pada satu jenis manfaat, seperti kopra diolah menjadi minyak goreng murni. Cocodiesel dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel ataupun dicampur dengan minyak solar dengan ratio tertentu, umumnya prosentase campuran cocodiesel dan solar, yaitu 80 persen berbanding 20 persen atau disebut B20.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008