Satu hal utama yang semua orang telah dengarkan dan tonton serta lihat bagaimana hal itu menggerakkan pasar adalah virus coronaNew York (ANTARA) - Wall Street menguat untuk sesi keempat berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan indeks utama mencapai rekor tertinggi baru didorong berkurangnya kekhawatiran terhadap kejatuhan ekonomi akibat wabah virus corona di China.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 88,92 poin atau 0,30 persen menjadi ditutup di 29.379,77 poin. Indeks S&P 500 meningkat 11,09 poin atau 0,33 persen, menjadi berakhir di 3.345,78 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup meningkat 63,47 poin atau 0,67 persen, menjadi 9.572,15 poin.
Di antara sektor utama S&P 500, layanan komunikasi dan teknologi memimpin kenaikan, sementara sektor energi turun paling besar.
Baca juga: Didukung kinerja kuat Wall Street, saham Tokyo dibuka naik tajam
China mengatakan akan memangkas separuh tarif tambahan yang dikenakan terhadap beberapa barang AS, yang dilihat oleh analis sebagai langkah untuk meningkatkan kepercayaan setelah virus corona yang menyebar cepat mengganggu bisnis dan memicu volatilitas pasar secara luas.
“Satu hal utama yang semua orang telah dengarkan dan tonton serta lihat bagaimana hal itu menggerakkan pasar adalah virus corona,” kata Jonathan Corpina, mitra pengelola senior untuk Meridian Equity Partners di New York. "Berita utama agak netral akhir-akhir ini, dan itu telah diterima pasar."
Menambah optimisme untuk saham adalah data yang menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun ke level terendah sembilan bulan minggu lalu, dengan investor mengamati laporan ketenagakerjaan bulanan AS pada Jumat.
Sekalipun ada optimisme tentang pengendalian kerusakan ekonomi yang luas dari virus corona, dampak darurat kesehatan di China terus muncul dalam laporan perusahaan. Pembuat chip Qualcomm Inc menandai ancaman potensial terhadap industri ponsel sejak wabah. Sahamnya turun 0,3 persen.
Investor juga mencerna pembebasan Presiden AS Donald Trump atas tuduhan pemakzulan pada Rabu (5/2/2020).
"Hasilnya cukup telegraf dan saya pikir dipercaya secara luas, tetapi itu mengakhiri bab untuk saat ini dan saya pikir itu adalah sedikit positif untuk sentimen investor," kata James Ragan, direktur penelitian manajemen kekayaan di D.A. Davidson di Seattle.
Baca juga: Nikkei melonjak lebih dari dua persen, di tengah penguatan Wall Street
Dengan musim pelaporan perusahaan kuartal keempat lebih dari setengahnya selesai, perusahaan-perusahaan S&P 500 diperkirakan memiliki peningkatan laba sebesar 2,1 persen untuk periode tersebut, menurut data IBES dari Refinitiv.
Dalam berita pendapatan, saham Becton Dickinson and Co jatuh 11,8 persen, memberikan kontribusi hambatan terbesar pada S&P 500, setelah perusahaan teknologi medis itu memangkas perkiraan 2020-nya.
Saham Kellogg merosot 8,5 persen setelah pembuat sereal sarapan itu memperkirakan laba setahun penuh yang banyak meleset dari ekspektasi pasar.
Saham Twitter melonjak 15,0 persen setelah perusahaan media sosial itu melaporkan pendapatan kuartalan satu miliar dolar AS untuk pertama kali.
Sekitar 7,3 miliar saham berpindah tangan di bursa Amerika Serikat, di bawah rata-rata harian 7,7 miliar selama 20 sesi terakhir.
Baca juga: Kolombia jadi negara Amerika Latin pertama mampu uji virus corona
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020