"Ketiga parpol itu adalah Partai Indonesia Sejahtera, PNI Marhaenisme, dan Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI)," katanya di sela kegiatan ritual menyambut 1 Muharram 1430 Hijriyah di Ndalem Suryodiningratan Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, jumlah Parpol yang mendukungnya mungkin akan bertambah karena komunikasi masih terus dilakukan.
Ia mengatakan, dalam Pilpres 2009, yang menjadi tantangan terberat dirinya dalam memperebutkan kursi RI-1 adalah capres incumbent.
Menyinggung cawapres, Sutiyoso mengatakan, hingga kini belum disiapkan karena masih menunggu hasil Pemilu legislatif.
Menanggapi adanya keinginan beberapa pihak agar Golput dinyatakan sebagai tindakan haram, ia mengatakan, tidak sepaham dengan pendapat tersebut.
"Saya kira tidak perlu ada fatwa haram untuk golput karena di ajaran Islam tidak ada aturan tersebut. Namun, saya setuju dengan keinginan untuk meminimalkan golput," kata Sutiyoso yang akrab dipangil Bang Yos.
Letjen purnawirawan tersebut mengemukakan sebaiknya mereka yang berpotensi untuk Golput diberi penyadaran bahwa jika mereka tidak memilih berarti tidak bisa komplain terhadap nasib negeri ini.
Ia mengatakan, kunjungan ke Yogyakarta merupakan rangkaian dari perjalanan kampanye sebagai capres setelah menjelajah luar Jawa.
"Kunjungan itu merupakan lawatan saya di DIY dan Jawa Tengah, kemudian saya akan melanjutkan safari politik ke Jawa Barat dan Jawa Timur. Untuk luar Jawa sudah semua kecuali Bali," katanya.
Menurut dia, safari politik bertajuk Indonesia Pantang Menyerah dilakukan dengan mengunjungi dan bertemu masyarakat sehingga dirinya dapat mengetahui aspirasi dan keinginan mereka.
"Meskipun capek, saya bisa tahu langsung apa yang diinginkan rakyat sehingga ketika nanti terpilih menjadi presiden bisa langsung `action`," katanya.
Sebelum di Ndalem Suryodiningratan, Sutiyoso mengunjungi Pasar Beringharjo dan Pasar Ngasem Yogyakarta, serta mengikuti kegiatan ritual di Pantai Parangkusumo Bantul.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008
