Lumajang (ANTARA News) - Hujan abu akibat letusan Gunung Semeru melanda 15 kecamatan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

"Hujan abu akibat letusan Gunung Semeru semakin meluas. Sebanyak 15 kecamatan dari 21 kecamatan di Kabupaten Lumajang terkena hujan abu," kata Kepala Bakesbang Linmas Kabupaten Lumajang, Wisu Wasono Adi, Senin.

Menurut dia, sebelumnya lima kecamatan di Kabupaten Lumajang, yakni Sukodono, Sumbersuko, Senduro, Tempeh dan Pasirian, masih bebas dari hujan abu. "Tapi mulai pagi tadi hujan abu sudah terjadi di lima kecamatan itu. Berarti sekarang sudah 15 kecamatan yang dilanda hujan abu," katanya

Pihaknya sudah menyiapkan beberapa masker di Puskesmas dan beberapa kantor kecamatan. "Warga yang membutuhkan masker bisa langsung mengambilnya di puskesmas dan kantor kecamatan terdekat," katanya.

Sementara itu, dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, wartawan ANTARA melaporkan, hujan gerimis masih menyertai letusan asap sejak pagi.

Data visual yang dihimpun dari PPGA Semeru di Gunung Sawur menyebutkan selama dua hari terakhir cuaca setempat mendung, dengan suhu udara rata-rata 23 derajat Celsius.

"Sedang angin berembus ke timur (mengarah ke Lumajang)," imbuh Kepala PPGA Semeru di Gunung Sawur, Suparno.

Sejak Senin pagi sekitar pukul 06.00 WIB telah terjadi lima kami letusan asap setinggi 300 sampai 500 meter di Gunung Semeru. Gempa letusan tercatat 189 kali berkekuatan 2 milimeter sampai 34 milimeter dan satu kali gempa tremor.

Sebelumnya, pada Minggu (28/12) terjadi delapan kali letusan asap setinggi 500 meter. "Letusan asap itu juga mengarah ke timur," kata Suparno.

Kendati menunjukkan adanya peningkatan aktivitas, status Gunung Semeru masih tetap pada Level II (Waspada).

Hujan abu yang terjadi di 15 kecamatan di Kabupaten Lumajang itu mengganggu aktivitas warga. "Hujan abu ini terjadi sejak 15 hari lalu, tapi sekarang yang paling parah," kata Sukiyem (50), warga Desa Sumermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Akibatnya warga mengalami kesulitan menjemur pakaian dan gabah yang baru dipanen beberapa hari sebelumnya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008