Bantul (ANTARA) - Seorang mahasiswi berinisial HS (20) dirawat di ruang isolasi Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta beberapa hari seusai pulang dari Kota Guangzhou, Provinsi Jiangsu China, karena mengeluhkan demam.
"Pasien adalah mahasiswi beasiswa di Guangzhou Politeknik Institut China, tinggal di China selama satu tahun enam bulan, kemudian dikarenakan ada pandemi virus corona dipulangkan oleh pihak pemerintah China," kata Humas RSUD Panembahan Senopati Bantul Siti Rahayu Ningsih dalam konferensi pers di RSUD Bantul, Kamis.
Baca juga: Cegah corona, pemerintah RI hentikan sementara bebas visa WN China
Menurut dia, HS melakukan perjalanan pulang dari Jiangsu China ke Bandara Thailand dengan transportasi kereta api pada 1 Februari, dan tiba di Thailand pada 2 Februari, kemudian terbang ke Jakarta dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada 2 Februari setelah menginap satu malam terbang ke Yogyakarta pada 3 Februari.
"Selama di asrama mahasiswa di Guangzhou pasien dikarantina tidak boleh ke luar asrama tanpa izin, dan semua penghuni asrama tidak ada yang sakit, sebelum pulang ke Indonesia sudah dilakukan pemeriksaan lengkap dan dinyatakan aman, sehingga diperbolehkan pulang ke Indonesia, sampai di bandara Indonesia diperiksa ulang dan dinyatakan aman," katanya.
Siti mengatakan, kemudian pada 4 Februari pagi hari HS mengeluhkan demam dan nyeri tenggorokan, batuk, pilek kemudian lapor ke pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) terdekat.
"Dan setelah dilakukan koordinasi antara Puskesmas, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul dan RSUD Panembahan Senopati Bantul, pasien dirujuk ke RSUD Panembahan Senopati untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," katanya.
Dia mengatakan, sampai di RSUD Panembahan Senopati, pasien ditempatkan di ruang isolasi Instalasi Gawat Darurat, selanjutnya dari hasil pemeriksaan hasil rontgen paru oleh dokter spesialis radiologi dinyatakan kondisi paru masih normal.
"Di ruang isolasi IGD RSUD Panembahan Senopati dilakukan pemeriksaan medis dan penunjang berupa foto thorax untuk penegakan diagnosa kemudian pasien dirawat di ruang rawat isolasi untuk dilakukan evaluasi dan observasi lanjutan," katanya.
Dia melanjutkan, dari hasil pemeriksaan ulang pada 6 Februari, kondisi pasien baik tidak ada keluhan, pemeriksaan fisik normal, suhu dalam batas normal, hasil foto thorax ulang paru dalam batas normal, hasil laboratorium juga dalam batas normal.
"Sehingga didapat kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik laboratorium dan radiologi dinyatakan tidak ada pneumonia, sehingga diagnosisnya adalah orang dalam pemantauan (ODP), dari hasil pemeriksaan ulang pada 6 Februari, pasien dinyatakan boleh pulang dengan edukasi," katanya.
Baca juga: Petugas Imigrasi Ngurah Rai gunakan APD antisipasi virus corona
Baca juga: Isu virus corona jadi perbincangan hangat warganet di medsos
Baca juga: Wabah virus corona, karantina harus diberlakukan proporsional
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020