Peshawar, Pakistan, (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya 30 orang tewas dalam serangan bom mobil bunuh diri di sebuah tempat pemungutan suara di Pakistan baratlaut, Minggu, saat pemilihan umum sela untuk memilih anggota dewan daerah, kata polisi. "Jumlah kematian telah mencapai 30. Angka itu mungkin akan naik lagi," kata Behraman Khan, kepala kantor polisi di dekat kota Buner, dimana serangan bom itu dilakukan, kepada Reuters melalui telefon. "Itu merupakan serangan bunuh diri," katanya. Khan mengatakan bahwa penyerang, yang tampaknya melakukan aksinya sendirian, diyakini mengendarai mobil, memarkirnya di depan sekoilah tempat pemungutan suara dilakukan dan meledakkan bom ketika Pemilu itu sedang berlangsung. Serangan itu merupakan yang terbaru dalam serangkaian ledakan di sebuah kawasan tempat pasukan keamanan memerangi para militan yang terkait dengan Taliban dan Al-Qaeda. Kelompok gerilyawan itu melakukan gelombang pemboman dan serangan-serangan bom bunuh diri dan melakukan pembunuhan bertarget untuk membalas operasi pasukan keamanan. Seorang pejabat lain kepolisian mengatakan, empat anak termasuk diantara mereka yang tewas dan mayat mereka terpotong-potong sehingga tidak bisa dikenali. Khan mengatakan, selusin orang cedera dalam serangan itu. Bangunan sekolah yang digunakan untuk tempat pemungutan suara itu roboh setelah ledakan tersebut. Peristiwa itu terjadi di dekat Buner, sebuah daerah pegunungan terpencil di Provinsi Perbatasan Baratlaut dan dekat Lembah Swat dimana pasukan keamanan memerangi militan sejak tahun lalu. Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan. Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan. Pakistan menempatkan sekitar 120.000 prajurit di sepanjang perbatasan itu dan menekankan bahwa tanggung jawab menghentikan penyusupan juga bergantung pada pasukan keamanan yang berada di Afghanistan. Islamabad juga menegaskan bahwa setiap tindakan terhadap militan di dalam wilayah Pakistan akan dilakukan oleh pasukan Pakistan. Hubungan antara AS dan Pakistan, dua sekutu utama dalam perang melawan terorisme, tegang akibat peningkatan serangan udara AS akhir-akhir ini dan serangan darat di kawasan suku tersebut. Menurut militer Pakistan, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir. Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Ayman al-Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006. Terdapat sekitar 70.000 pengungsi Afghanistan di Bajaur, yang tinggal di sana sejak akhir 1970-an setelah mereka melarikan diri dari invasi Uni Sovyet ke Afghanistan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008