Informasi yang dihimpun ANTARA dari Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia, Minggu, menyebutkan negara terakhir yang menjadi mitra Canberra adalah Bangladesh.
Nota Kesepahaman (MoU) kerjasama kontra-terorisme internasional kedua negara ditandatangani Sekretaris Kementerian Dalam Negeri Bangladesh, Abdul Karim, dan Komisi Tinggi Australia untuk Bangladesh, Douglas Foskett pada 24 Desember lalu.
Kedua negara sepakat memperkuat kerjasama pertukaran informasi intelijen, kegiatan penegakan hukum, penumpasan pencucian uang dan pendanaan jaringan terorisme internasional, serta pengembangan instrumen hukum kontra-terorisme yang efektif.
Selain Indonesia dan Bangladesh, 12 negara lain yang menjadi mitra kerjasama kontra-terorisme Australia adalah Malaysia, Thailand, Filipina, Kamboja, Fiji, Timor Leste, Pakistan, Brunei Darussalam, India, Papua Nugini, Afghanistan dan Turki.
Australia adalah salah satu sekutu Amerika Serikat yang kepentingannya di luar negeri menjadi target kelompok radikal.
Dalam insiden Bom Bali 2002 misalnya, sebanyak 88 orang warganya terbunuh. Gedung Kedutaan Besar Australia di Jakarta juga pernah menjadi sasaran serangan bom mobil pada 2004.
Dalam serangan kelompok bersenjata di Mumbai, India, baru-baru ini, setidaknya dua warga Australia juga ikut tewas bersama ratusan korban lainnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008