Kami dapat info di sana diliburkan hingga Senin mendatang dan ada kemungkinan akan diperpanjang lagi ketika kondisi masih belum terkendali
Surabaya (ANTARA) - Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan, Promosi Luar Negeri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Tommy Kaihatu memprediksi, ekonomi Jawa Timur akan turun sebesar 0,25 persen pada triwulan I tahun 2020, akibat berhentinya beberapa perdagangan Indonesia-China karena terimbas wabah Virus Corona.
"Saya pastikan banyak industri yang terganggu karena ketergantungan bahan baku dari China sangat besar. Selain industri pariwisata, industri lain yang terdampak di antaranya adalah industri manufaktur, industri pengolahan, dan juga ekspor, karena ekspor kita ke China juga sangat besar. Untuk mencari pasar baru itu butuh waktu," kata Tommy di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.
Kadin, lanjut dia, memprediksi ekonomi Jawa Timur sepanjang triwulan I tahun ini bakal terkendala atau bahkan turun sekitar 0,25 persen. "Dampak selanjutnya, Produk Domestik Regional Bruto kita juga akan ikut terganggu,” ujar Tommy.
Selama ini, kata dia, sebagian besar bahan baku industri dalam negeri sangat tergantung dengan luar negeri atau sekitar 70 persen. China sangat mendominasi impor bahan baku industri sekitar 50 persen, seperti bijih plastik, baja, dan mesin.
Baca juga: 30 persen bahan baku dari China, Menperin siapkan subtitusi impor
"Kadin Jawa Timur telah melakukan konfirmasi atas kondisi di sana dan dinyatakan bahwa selain Wuhan, ada tiga provinsi lagi yang telah ditutup, yaitu Provinsi Hainan, Provinsi Jiangsu dan Provinsi Guangzhou," katanya.
Oleh karena itu, kata Tommy, penghentian impor untuk sementara waktu atau tidak itu sama saja, karena tidak dihentikan pun impor tidak bisa dilakukan karena di China tidak ada yang bekerja.
"Kami dapat info di sana diliburkan hingga Senin mendatang dan ada kemungkinan akan diperpanjang lagi ketika kondisi masih belum terkendali," katanya.
Salah satu importir mesin dan alat berat di Jawa Timur, Agus Malik yang merupakan pemilik PT Golden Teknik membenarkan hal itu. Ia mengatakan mendapat order mesin dan sudah membuka Pre-Order (PO) namun tidak dikirim hingga sekarang.
Baca juga: Menperin sebut virus corona beri dampak terhadap sektor manufaktur
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020