Banda Aceh (ANTARA News) - Lantunan zikir dan doa berkumandang di kuburan massal korban tsunami di Lambaro Siron Kabupaten Aceh Besar dari keluarga yang ditinggalkan saat peringatan empat tahun musibah tsunami 26 Desember 2004.
Wartawan ANTARA News dari Aceh Besar, Jumat melaporkan, ratusan warga dari Kota Banda Aceh dan Aceh Besar sejak pagi telah memadati areal kuburan yang di dalamnya dikuburkan hampir 50 ribu jiwa syuhada tsunami.
Di lokasi kuburan massal juga di gelar zikir bersamanya dipimpin ulama Aceh Tgk Muhibuddin Waly yang diikuti ratusan warga termasuk pelajar sekolah menengah atas (SMA).
Dalam tausiahnya, ulama yang juga disapa Abuya itu mengingatkan warga agar tetap mengingat musibah yang merenggut hampir 200 korban jiwa tersebut sebagai bentuk cobaan Allah SWT kepada umatnya.
Saat pembacaan doa bagi para korban, hampir seluruh peziarah tidak mampu menahan air mata mengingat keluarga mereka yang menjadi korban dalam musibah akhir Desember 2004 itu.
Salah seorang peziarah, Azhar Hanafiah (47) mengaku setiap 26 Desember ziarah ke makam massal tersebut untuk menghaturkan doa bagi anggota keluarganya yang turut menjadi korban gelombang raya.
"Saya ziarah dan berdoa untuk ibu, istri serta kedua anak saya yang menjadi korban tsunami. Hanya doa yang dapat saya berikan kepada mereka," kata Azhar sambil menitikkan air mata.
Ia memilih ziarah ke makam massal di Lambaro karena berkeyakinan keluarganya dimakamkan di kuburan tersebut namun terkadang Azhar yang merupakan warga Punge Kota Banda Aceh juga menyempatkan ziarah ke makam massal di UleLheue.
Makam massal Lambaro adalah makam terbesar di Aceh, di dalamnya dikuburkan hampir 50 ribu korban tsunami sehingga makam tersebut paling banyak dikunjungi warga yang berziarah.
Musibah alam pada akhir Desember 2004 itu meluluhlantakkan sebagian besar wilayah pesisir Aceh dan merenggut sekitar 200 ribu korban jiwa serta merusak puluhan ribu rumah warga maupun fasiltas umum lainnya.
Jumlah korban yang sangat tinggi dan banyak juga jenazah yang sulit dikenali atau tidak sempat ditemukan oleh keluarganya, membuat banyak korban yang dikuburkan secara massal dalam musibah tersebut.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008