Armada itu --dua kapal perusak dan sebuah kapal pemasok-- membawa 800 awak termasuk 70 personil pasukan khusus, kata kantor berita Xinhua.
"Kami telah melakukan berbagai persiapan khusus untuk menghadapi bajak laut, walaupun perairan ini tidak biasa bagi kami," kata kantor berita itu mengutip komandan misi, Laksamana Muda Du Jingcheng.
"Pasukan khusus pemukul diharapkan akan membuat armada itu jadi sesuatu yang ditakuti para pembajak, karena satu orang tentara dapat menghadapi beberapa musuh dengan tangan kosong," kata Xinhua.
"Sasaran utama kami bukan untuk menyerang mereka tetapi mengusir mereka. Jika para perompak itu melakukan ancaman langsung terhadap kapal-kapal perang atau kapal-kapal yang kami kawal, armada itu akan melakukan tindakan balasan," kata Du.
Kapal perusak Haikou dan Wuhan, yang akan meninggalkan provinsi Hainan, adalah kapal-kapal perang paling canggih China.
Serangkaian serangan di Teluk Aden dan Samudra Hindia di lepas pantai Somalia tahun ini menyebabkan meningkatnya biaya asuransi. Gerombolan Somalia berhasil meraup uang jutaan dolar AS sebagai uang tebusan dan mengundang dikirimnya kapal-kapal perang asing ke daerah itu.
Para korban termasuk sebuah kapal berbendera Hong Kong berawak 25 orang dan sebuah kapal nelayan China yang kabarnya dibajak di lepas pantai Kenya.
Selain kunjungan muhibah, pada waktu lalu kapal-kapal perang China berlayar ke Afrika sekitar 600 tahun lalu pada jaman Dinasti Ming dengan Laksamana Cheng Ho memimpin salah satu dari armada terkuat di dunia untuk satu misi diplomatik.
Kendati kekayaan dan pengaruh China yang kian berkembang dan terlibat dalam sejumlah operasi pemeliharaan perdamaian di seluruh dunia, negara itu biasanya menempatkan pasukan di dekat China, yang mencerminkan doktrin tidak campurtangan dalam urusan negara-negara lain.
Tetap misi Somalia yang bertujuan menumpas momok internasional dan melindungi pasokan energi dan mineralnya, adalah satu kesempatan bagi China untuk melakukan peran lebih besar dalam masalah keamanan global tanpa menimbulkan kemarahan dari tetangga-tetangga yang banyak diantaranya bersengketa perbatasan dengan Beijing. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008