Ketua panitia Cut Zulfayana di Banda Aceh Jumat menyatakan, kepastian Utut Adianto datang ke Banda Aceh diperoleh setelah ada konfirmasi resmi dari mantan skondan pecatur tersebut, IM Sabastian Simanjuntak, yang juga Wakil Sekjen PB Percasi.
Cut menjelaskan, di Banda Aceh, pecatur kawakan Indonesia itu akan melakukan sejumlah kegiatan yaitu selain membuka secara resmi kejuaraan catur tingkat SMP, SLTA dan wanita se-Aceh, juga melakukan pertandingan simultan dengan para pecatur yang ada di daerah ini.
Selain itu, Utut Adianto yang juga Wakil Ketua Umum IV, PB Percasi akan melantik Pengurus provinsi (Pengprov) Percasi NAD yang diketuai Ir Ruslan Abdul Gani.
Utut Adianto yang didampingi Wakil Sekjen Sabastian Simanjuntak diperkirakan akan tiba di Banda Aceh, Jumat (26/12) petang. Rencananya akan melantik Pengprov Percasi Aceh dan membuka kejuaraan catur yang bernama LP3KI Open dan simultan, Sabtu (27/12) pagi.
Cut Zulfayana menambahkan, Utut Adianto juga akan melakukan simultan dengan para pecatur Aceh. Untuk ini akan dibuka kesempatan kepada para pecatur di Aceh mendaftarkan diri menjadi peserta melawan pecatur yang dikenal dengan julukan "The Iron Determination" ini.
"Pendaftaran simultan kita buka hingga Jumat (26/12) pagi di Kantor LP3KI Jalan Darma, Kelurahan Laksana, Banda Aceh. Peserta simultan melawan Utut Adianto dibatasi hanya 40 pecatur," katanya.
Ia menyebutkan, sementara peserta kejuaran catur terbuka LP3KI Open yang mempertandingkan kelompok yunior SLTP, SLTA putra dan kelompok putri umum se- Aceh memperebutkan hadiah total Rp9,5 juta plus piala, hingga Kamis (25/12) kemarin sudah mendaftar 100 pecatur.
Kedatangan Utut yang pertama ke Aceh ini, membuat antusias para pecatur yunior atau muda usia dari daerah kabupaten/kota di Aceh untuk bisa tampil di even LP3KI Open ini, sekaligus bisa bertatap muka dengan pecatur tersebut, katanya.
Kecuali itu, sebutnya, Utut yang telah menjadi ikon catur Indonesia ini, akan memberikan nilai tersendiri dalam memacu dan memotivasi para pecatur yunior tingkat SMP, SLTA dan wanita di Aceh dalam meningkatkan prestasinya dan menggapai cita-citanya menjadi pecatur dunia bergelar grand master.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008