Kondisi Natuna sendiri mulai hari ini membaik. Situasi tidak lagi mencekam seperti beberapa hari sebelumnya
Tanjungpinang (ANTARA) - Wakil Bupati Natuna, Provinsi Kepulauan Riau Ngesti Yuni Suprapti mengemukakan bahwa banyak warganya meninggalkan Kota Ranai karena merasa takut warga negara Indonesia (WNI) yang baru dipulangkan dari Wuhan, China dan dievakuasi ke pulau itu membawa virus corona.
"Akses untuk meninggalkan Kota Ranai itu ada sehingga cukup banyak warga menggunakan Kapal Bukit Raya menuju pulau-pulau lainnya," kata Ngesti, saat dihubungi ANTARA dari di Tanjungpinang, Rabu.
Kota Ranai adalah Ibu Kota Kabupaten Natuna yang saat ini dijadikan tempat isolasi bagi WNI yang baru dievakuasi dari Wuhan, China.
Ia mengatakan warga meninggalkan Ranai didorong oleh surat edaran Sekretariat Pemkab Natuna yang meliburkan pelajar mulai 3-17 hari atau selama WNI dari Wuhan dikarantina selama 14 hari di Hanggar Lanud Raden Sajad, Ranai.
"Surat itu sudah dicabut, namun warga sudah terlanjur berangkat membawa keluarganya," katanya.
Selain itu, warga meninggalkan Ranai juga disebabkan musim panen cengkih di sejumlah pulau. Para pemilik kebun cengkih membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak.
"Sekarang lagi panen cengkih. Jadi banyak warga yang bekerja di pulau-pulau selama musim panen," katanya.
Ngesti menegaskan warga meninggalkan Natuna karena tiga alasan itu sehingga bukan informasi hoaks. Kondisi itu sesuai fakta yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Kondisi Natuna sendiri, kata dia, mulai hari ini membaik. Situasi tidak lagi mencekam seperti beberapa hari sebelumnya.
Aktivitas perdagangan, dan pemerintahan berjalan lancar setelah pemerintah pusat berhasil meyakinkan warga bahwa WNI yang dikarantina di Natuna merupakan orang-orang yang sehat.
"Mulai hari ini aktivitas warga seperti biasa, semakin membaik," demikian Ngesti Yuni Suprapti.
Baca juga: Pemprov Kepri bentuk posko kesehatan di Natuna untuk cegah Corona
Baca juga: Kemenkes: WNI di lokasi observasi Natuna sehat
Baca juga: Eijkman imbau masyarakat Natuna tidak khawatir tertular virus corona
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020