Ini masih menunjukan bahwa Riau menjadi daerah potensial untuk investasi
Pekanbaru (ANTARA) - Realisasi investasi yang masuk ke Provinsi Riau pada 2019 mencapai Rp41,80 triliun, mengalami kenaikan 82,58 persen dibandingkan 2018 dan menjadi yang tertinggi di wilayah Sumatera.
"Dari target investasi tahun 2019 yang ditetapkan oleh BKPM kepada Pemerintah Provinsi Riau sebesar Rp24 triliun, realisasinya mencapai Rp41,80 triliun artinya 174,17 persen melampaui target yang telah ditetapkan. Ini adalah berkat kerja keras kawan-kawan di kabupaten/kota," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Riau, Evarefita pada pemaparan realisasi investasi Riau 2019, di Kota Pekanbaru, Rabu.
Ia menjelaskan untuk wilayah Sumatera realisasi investasi Januari-Desember 2019, Riau berada di peringkat pertama dari 10 provinsi. Untuk realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) juga berada di peringkat ke-1 dengan nilai investasi Rp26,29 triliun. Sementara itu, untuk Penanaman Modal Asing (PMA) Riau di posisi ke-2 dengan nilai investasi sebesar 1,034 miliar dolar AS atau setara Rp15,5 triliun.
Realisasi PMA terbesar di Sumatera adalah Provinsi Kepulauan Riau dengan investasi mencapai Rp20,451 triliun. Secara nasional realisasi investasi Riau berada di peringkat enam di bawah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten.
"Ini masih menunjukan bahwa Riau menjadi daerah potensial untuk investasi," katanya.
Lima sektor terbesar nilai investasi PMDN dan PMA selama 2019 di Riau paling besar di sektor industri kimia dan farmasi dengan nilai investasi Rp7,276 triliun lewat 107 proyek, diikuti sektor kehutanan dengan investasi Rp7,116 triliun meski hanya ada dua proyek.
Kemudian sektor konstruksi Rp6,950 triliun dengan 62 proyek, industri makanan dengan 326 proyek dan nilai investasi Rp5,45 triliun, serta industri kertas dan percetakan Rp4,65 triliun lewat 56 proyek.
Sementara itu, sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan ada di peringkat lima dengan nilai investasi Rp4,2 triliun lewat 261 proyek. Sedangkan sektor pertambangan yang dulu jadi andal Riau, berada di peringkat 15 dengan nilai investasi Rp81,7 miliar melalui 20 proyek.
"Naiknya investasi lebih banyak karena ekspansi perusahaan yang sudah ada, sedangkan perkembangan dari investasi baru hanya sekitar 10 persen," kata Evarefita.
Ia menambahkan, PMA ke Riau pada 2019 paling banyak berasal dari Singapura yakni senilai Rp9,25 triliun dari 17 yang menanamkan modalnya. Kemudian ada dari negara Seychells senilai Rp2,29 triliun, Malaysia Rp1,88 triliun, Amerika Sertika Rp1,74 triliun, Belanda Rp 164 miliar. Sedangkan investasi dari Republik Rakyat China sekitar Rp9,912 miliar dan berada di peringkat 11.
Baca juga: Riau tawarkan investasi perkebunan dan perikanan ke Tiongkok
Baca juga: Masuk investasi mangkrak, BKPM sebut depo minyak Batam jadi prioritas
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020