Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Tri Nuke Pudjiastuti mengatakan salah satu masalah yang harus diantisipasi mendatang adalah masalah ketimpangan sosial di ibu kota baru karena perbedaan kualitas sumber daya manusia.

"Ketika adanya sebuah pembangunan di suatu wilayah, jangan sampai masyarakat lokal mengalami ketertinggalan, inklusivitas seperti itu akan terjadi ketika interaksi antara sumber daya manusia unggul dari ASN yang dipindahkan dan mereka yang ada di daerah itu sudah selayaknya mempunyai perlakuan yang baik," kata Trinuke dalam Seminar Indonesia Demographic Outlook 2020 di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa.

Dia menyambut baik imbauan Presiden Joko Widodo agar universitas-universitas untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil, yang kemudian akan mengisi SDM berkualitas di wilayah itu. Selain itu, SDM lokal juga harus dilengkapi dengan kemampuan yang unggul agar dapat bersaing.

Dia mengatakan pengembangan ibu kota baru harus didukung dengan kualitas sumber daya manusia yang unggul yang bukan merupakan pekerja kelas bawah.

Baca juga: Luhut sebut skema pembiayaan ibukota akan dirombak

Baca juga: Luhut: Tak ada dana asing untuk kantor presiden di ibukota baru

Baca juga: Alibaba Cloud ikut bersiap sambut ibukota baru 2024

"Tetapi yang tidak kalah penting, bagaimana mereka dalam posisi bukan berkompetisi, tetapi menjadi complement yang baik, bukan hanya sebagai tenaga kerja kelas bawah tetapi dia juga menjadi bagian dari kekuatan yang sama dalam ikatan itu. Kalau tidak maka kita sama saja memindahkan persoalan ke sana," ujarnya.

Ketua Umum Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI) Sudibyo Alimoeso menuturkan penduduk lokal juga harus diperlengkapi dengan pembangunan SDM yang berkualitas dan tangguh.

Hal itu diperlukan agar mereka dapat mengambil peran dalam pengembangan ibu kota negara yang baru sekaligus meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Dia mengharapkan agar masyarakat lokal justru terpinggirkan karena tidak mampu berkontribusi dalam pengembangan ibu kota negara yang baru yang sarat dengan kemajuan teknologi.

"Pendidikan di tempat itu rata-rata rendah tidak setinggi yang ada di Jakarta dan sebagainya. Kalau tidak disikapi dengan baik, biasanya akan timbul kesenjangan kesempatan karena harapan penduduk lokal biasanya, apa yang bisa kami kontribusikan terhadap wilayah kami yang baru ini," ujarnya.*

Baca juga: Erick tugaskan BUMN jaga lingkungan ibu kota baru negara

Baca juga: Kementerian BUMN akan bangun BUMN Tower di ibukota baru negara

Baca juga: Erick Thohir kumpulkan sejumlah pimpinan BUMN bahas ibukota baru

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020