"Ada juga yang tanya, dengan tatapan mata apakah bisa menularkan? Tatapan mata seberapa jauh dulu. Kalau tatapan mata dekat dan lalu dia batuk bisa saja. Kalau jauh tidak akan bisa menular," kata konsultan virologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu dalam diskusi tentang 2019 novel coronavirus (2019- nCoV) di Depok, Jawa Barat, Selasa.
Virus corona baru yang mulai mewabah di Wuhan, China, sejauh ini terbukti menular antar manusia lewat droplet atau cairan air liur yang bisa menyebar lewat batuk atau bersin.
Tidak hanya itu, infeksi juga bisa terjadi ketika menyentuh permukaan yang terkena droplet dari orang yang positif terinfeksi oleh corona.
Baca juga: Kemenkes: WNI di lokasi observasi Natuna sehat
Baca juga: KJRI Hong Kong-BUMN bagikan masker kepada WNI
Baca juga: Modal pengadaan masker N95 naik empat kali lipat di Pasar Pramuka
Namun, menurut spesialis mikrobiologi RS Universitas Indonesia itu, virus secara umum merupakan mikroorganisme parasit yang tidak dapat berproduksi di luar sel inang dan baru bisa bereplikasi diri kalau sudah masuk ke dalam sel hidup.
Artinya, saat virus corona berada di ruang terbuka, belum menjangkiti inang sel, virus tersebut masih dapat dilumpuhkan, salah satunya melalui pemanasan pada suhu sekitar 56 derajat Celsius selama 30 menit.
"Virus corona dapat mengalami kelumpuhan di tengah suhu 56 derajat Celsius saat berada di luar sel inang atau ketika berada di ruang terbuka. Jadi coronavirus itu sensitif terhadap suhu panas," kata dr. Fera.
Selain itu, alkohol juga dapat membantu melumpuhkan virus tersebut dan cairan disinfektan yang mengandung chlorine, hydrogen peroxide disinfectant, chloroform dan pelarut lipid.*
Baca juga: Virus corona bisa dilumpuhkan dengan alkohol hingga disinfektan
Baca juga: Pemerintah Indonesia larang impor hewan hidup dari China
Baca juga: Pakar: Langkah observasi WNI di hanggar sudah tepat
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020