Baghdad (ANTARA/Xinhua/OANA) - Ketua parlemen Irak, Mahmoudal-Mashhadani, Selasa mengumumkan mundur dari jabatannya, laporTV Iraqia.
Mashhdania mengajukan pengunduran diri dalam sidangistimewa parlemen Selasa malam, yang diterima oleh mayoritasanggota parlemen, sambung laporan itu.
Wakil Ketua ParlemenKhalid al-Attiya akan menjadi pengganti sementara Mashhadani dan akan dilakukan setelah parlemen kembali bersidang padaawal tahun baru depan.
Mashhadani, dari kelompok Sunni, mulaimenjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat pada 2006, tetapi karakternya yang bersemangat mengundang kecaman kalangan anggota parlemen.
Dalamsidang parlemen Rabu lalu, kekacauan dan silang pendapat merebaksekitar masalah Muntadhar al-Zaidi, wartawan Irak yang melemparkansepatunya ke tamu negara, Presiden Amerika Serikat George W. Bush.
Dalam adu pendapat itu, Mashhadani sangat marah dan mendamprat beberapaanggota Dewan sebagai 'anak-anak anjing.'
Pemungutan suaramengenai resolusi tentang keberadaan tentara asing, kecuali AS salahsatu yang ditunda Senin, pada saat kelompok Kurdi dan mayoritas Syi'ahmenuntut Mashhadani harus mundur.
Segera setelah Mashhadanimundur, para anggota parlemen menyetujui satu resolusi yang memberi wewenang pada pemerintah untuk mengambil tindakan-tindakan penting guna menarik tentara-tentara non AS di Irak akhir Julidepan.
Pemerintah Irak meminta tentara dari negara-negara lain untuk mundur akhir Juli nanti.
Parlemen Irak Sabtu lalu menolak rencana kabinet memundurkan masalah itu melalui legislasi, dan sebaliknya meminta dilakukanperundingan-perundingan mengenai perjanjian yang sama sesuai denganWashington.
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Senin memutuskan tidak memperpanjang mandat pasukan multinasional ke Irak tahun depan.
Irak dan AS mencapai kesepakatan yang mengizinkan tentara AS tetap berada di negara yang diamuk perang itu sampai akhir 2011.
Disamping AS, Inggris dan kekuatan militer besar mengirim sekitar 4.000tentaranya baru-baru ini, untuk ditempatkan di Irak, sedangkankontingen lainnya berasal dari Australia, El Salvador, Estonsia danRumania.
Sebagian besar tentara Inggris dijadwalkan mengakhirimisinya dan kembali pulang ke negaranya pada akhir Juli, denganmenyisakan sekitar 400 tentara untuk melatih pasukan keamanan Irak. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008