Dari 15 ribu pohon yang rencananya akan ditanam itu, beberapa jenis pohon telah siap seperti pohon mahoni, pohon mangga dan pohon durian

Gowa, Sulsel (ANTARA) - Sebanyak 15 ribu pohon dengan berbagai jenisnya akan ditanam Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Jeneberang I Provinsi Sulawesi Selatan di dataran jauh dan tinggi Kabupaten Gowa, sebagai bagian dari konservasi hutan yang mulai gundul.

Kepala Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Jeneberang I Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Tonra Solie melakukan pertemuan langsung dengan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, Selasa, di Gowa untuk membahas teknis kegiatan.

"Kami melakukan audiensi kepada bapak bupati untuk membahas teknis kegiatan sekaligus melaporkan rencana kerja dari penanaman pohon ini," ujarnya.

Ia mengatakan dari 15 ribu pohon yang rencananya akan ditanam itu, beberapa jenis pohon telah siap seperti pohon mahoni, pohon mangga dan pohon durian.

Andi Tonra menyatakan pohon-pohon produktif seperti mangga dan durian disertakan dalam penanaman itu karena melihat potensi ekonominya serta pemeliharaannya.

"Buah mangga dan durian misalnya, itu sangat digemari. Perawatannya tidak sulit dan buahnya nanti akan membawa nilai tambah," katanya.

Selain itu, rencana jadwal penanaman pohon akan dilakukan pada Februari ini dan akan melibatkan berbagai unsur baik dari pemerintah daerah, provinsi maupun pemerintah pusat.

"Kami menemui Bupati Gowa untuk meminta petunjuk dan arahan terkait lokasi pelaksanaan aksi penanaman kami nanti," katanya.

Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mengapresiasi kegiatan yang akan dilaksanakan KPH dan menyarankan lokasinya berada di dataran jauh sehingga tepat sasaran.

"Ada dua lokasi yang akan kami siapkan yakni di Kecamatan Parangloe dan Manuju, tinggal pihak penyelenggara saja yang memilih di mana bagusnya," katanya.

Bupati Gowa juga menitipkan pesan kepada Dinas Kehutanan Provinsi Sulsel untuk lebih menjaga dan melestarikan hutan agar musibah dan bencana tidak mengancam.

"Penebangan hutan pinus semakin merajalela sehingga merusak ekosistem kita. Jika tidak diantisipasi maka 10 tahun ke depan pohon tersebut diprediksi akan habis," demikian Adnan Purichta Ichsan.

Baca juga: Wisata alternatif di Gowa, kunjungi kebun flora dan fauna

Baca juga: Kebakaran hutan di Gowa mulai padam

Baca juga: Pemkab Gowa atasi kekurangan air bersih di Somba Opu

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020