desa adalah pilar penting ekonomi Indonesia. Jika 74.000 desa di Indonesia maju dan sejahtera, Indonesia akan menjadi bangsa besar

Surabaya (ANTARA) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) siap melahirkan sentra ekonomi pedesaan untuk mendukung pemerintah dalam memajukan pembangunan desa sebagai pilar kemajuan.

"Bagi HIPMI, desa adalah pilar penting ekonomi Indonesia. Jika 74.000 desa di Indonesia maju dan sejahtera, Indonesia akan menjadi bangsa besar. HIPMI siap membantu pemerintah memajukan desa," kata Ketua Umum Badan Pengurus Pusat HIPMI Mardani H Maming di Surabaya, Selasa.

Maming, dalam keterangan persnya mengatakan, dengan jaringan di seantero Nusantara, HIPMI mempunyai infrastruktur lengkap untuk ikut memajukan desa.

"Saya sendiri asalnya juga orang desa, jadi memahami betul perjuangan warga desa. Bahkan, di kepengurusan HIPMI 2019-2022, HIPMI secara khusus mempunyai wakil ketua umum bidang pembangunan desa. Ini wujud keseriusan HIPMI ikut membangun desa, sesuai visi Presiden Jokowi," katanya.

Wakil Ketua Bidang Tata Ruang, PU, dan Pembangunan Desa BPP HIPMI, M Ali Affandi menambahkan, pihaknya senang karena pemerintah memberi perhatian lebih pada pembangunan desa.

Alokasi dana desa dari APBN sepanjang 2015-2019 sudah mencapai Rp257 triliun. Kemudian, pada 2019-2024, dana desa ditargetkan menembus Rp 400 triliun. Khusus 2020, dana desa mencapai Rp72 triliun.

"Di tengah tantangan perlambatan ekonomi, kucuran dana desa akan menjadi stimulus bagi pergerakan ekonomi rakyat,” ujar Andi, sapaan akrab Ali Affandi.

Andi mengatakan, jangan sampai dana desa kemudian tidak berujung pada program-program efektif untuk menggerakkan ekonomi lokal.

”Misalnya, masih ada segelintir oknum yang menyalahgunakan dana desa. Tentu itu hanya segelintir dari total 74.000 desa,” ujarnya.

Andi memaparkan, sejumlah strategi disiapkan HIPMI untuk ikut memajukan desa. Di antaranya adalah mengoptimalkan efektivitas dana desa.

HIPMI juga bisa mendampingi perangkat desa dalam menyusun program ekonomi yang bisa berdampak besar bagi desa, terutama untuk melahirkan sentra ekonomi baru di desa.

"Kami terbiasa mengoptimalkan sumberdaya terbatas untuk hasil optimal. Low cost, high profit. Kalau konteks dana desa tentu low cost, high impact. HIPMI bisa memetakan potensi desa yang bisa diakselerasi dengan dana desa, atau bermitra dengan anggota HIPMI, agar banyak lahir sentra ekonomi baru yang menyejahterakan warga," kata Andi yang juga mantan ketua HIPMI Jatim.

Andi berharap, upaya HIPMI ini bisa mengurangi disparitas ekonomi desa-kota, sebab selama ini jumlah penduduk miskin desa jauh lebih besar dibanding perkotaan.

Jumlah penduduk miskin di desa 12,85 persen atau 15,15 juta jiwa. Adapun penduduk miskin kota 6,69 persen atau 9,9 juta jiwa.

"Kami juga berharap bisa mengurangi disparitas kualitas SDM antara desa dan kota," katanya.

Ketua Departemen Kewirausahaan Desa BPP HIPMI M Sirod menjelaskan, HIPMI juga siap berkolaborasi dengan BUMDes untuk mengakselerasi ekonomi dengan sentuhan teknologi dalam bisnis warga desa.

Misalnya, hilirisasi pertanian untuk menciptakan nilai tambah hasil panen rakyat di desa.

"Hilirisasi dengan bantuan teknologi memastikan warga desa memperoleh keuntungan maksimal,” ujarnya.

HIPMI pun siap memberdayakan anak muda desa menjadi pengusaha. ”kami bisa bikin inkubasi bisnis bagi anak-anak muda desa sehingga akan lahir entrepreneur baru berdaya saing dari pelosok Nusantara. Intinya kami siap jalankan program HIPMI Memajukan Desa," katanya.



Baca juga: Penguatan SDM dan ekonomi prioritas dana desa, sebut Menteri Desa
Baca juga: Peneliti: Pemerintah perlu kenalkan ekonomi kreatif kepada desa
Baca juga: Hipmi berharap pengusaha miliki kesempatan sama kerjakan proyek


Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020