Semarang (ANTARA News) - Rencana Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang akan mengeluarkan fatwa haram merokok disangsikan manfaatnya bagi masyarakat banyak. Hal tersebut diungkapkan Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tholibien Rembang, KH Mustofa Bisri, ketika dihubungi dari Semarang, Selasa. Menurut dia, jika fatwa tersebut benar dikeluarkan, maka akan berdampak luas, misalnya terhadap kehidupan petani tembakau serta berkurangnya pemasukan dari cukai rokok. "Banyak hal yang harus dikaji sebelumnya," tegas ulama yang akrab disapa Gus Mus ini. Menurut dia, tidak mungkin Alquran dijadikan dasar untuk mengeluarkan fatwa haram tentang merokok karena didalamnya tidak mengatur tentang hal itu. "Masalah merokok tidak ada dalam Alquran, karena rokok tidak ada bahasa Arabnya," katanya. Ia mengakui, dalam Alquran juga masih terdapat beda pendapat mengenai merokok. Oleh karena itu, ia meminta MUI mempertimbangkan kambali rencananya untuk mengeluarkan fatwa haram merokok ini, mengingat rokok sudah jadi semacam budaya di Indonesia. Tetapi, lanjut dia, MUI juga tetap menerbitkan fatma ini, namun dengan risiko tidak akan diikuti oleh umat. Bahkan, ia menduga fatwa haram merokok yang akan diterbitkan oleh MUI ini sebagai fatwa "pesanan" dari luar. "Jika fatwa ini benar dikeluarkan, dampaknya akan ada `orang bodoh` yang merasa sok benar dan memukuli orang yang merokok," katanya sembari membandingkan berbagai kejadian yang terjadi akibat berbagai fatwa yang diterbitkan MUI.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008