Hal tersebut diutarakan Presiden saat memberikan pengarahan dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2020 yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Selasa.
"Kalau kita lihat sejarah panjang, kelihatan sekali setiap musim kemarau pasti ada yang namanya kebakaran hutan dan lahan, lahan gambut. Hati-hati dengan ini, kita sudah masuk ke musim kemarau," kata Presiden di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Presiden menyampaikan, di Aceh dan Riau sudah mulai ada titik api, oleh karena itu semua pihak berhati-hati terhadap kemunculan titik api tersebut.
"Hati-hati begitu api muncul satu kecil, tolong segera dipadamkan mumpung masih satu. Jangan biarkan jadi dua, apalagi jadi tiga. Ini yang sering lalai," ujar Presiden.
Kepala Negara mengingatkan negara sebesar Australia, saat ini kewalahan menghadapi kebakaran hutan yang telah mencapai enam juta hektare.
Dia menekankan Australia kehilangan 500 juta hewan atau fauna yang dimiliki, akibat kebakaran tersebut.
"Bayangkan betapa bencana bukan urusan ekonomi saja tapi urusannya bisa kemana-mana. Setiap musim kemarau pasti ada kebakaran hutan dan lahan gambut, setiap musim hujan pasti ada ancaman banjir, banjir bandang dan tanah longsor, selalu itu," ujar Presiden.
Baca juga: Presiden berterima kasih pada BNPB atas kesigapan tanggulangi bencana
Baca juga: Presiden Jokowi anggarkan Rp1,9 triliun untuk reboisasi nasional
Baca juga: Presiden tekankan pendekatan vegetatif di daerah rawan banjir-longsor
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020