Ketika diminta tanggapan tentang sikap dan perilaku pemilih yang dilansir sejumlah lembaga survei, Boni mengatakan, substansi iklan tersebut menjadikan tugas PDIP untuk benar-benar merealisasikan janji tersebut dalam sebuah program nyata agar rakyat tidak kembali kecewa.
Sebelumnya, Hasil survei yang dilakukan Reform Institute dan diumumkan Direktur Eksekutifnya Yudi Latif di Jakarta (22/12), menunjukkan, tingkat kepercayaan publik terhadap kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla (SBY-JK) semakin positif.
Survei Reform Institute itu dilakukan pada November-Desember 2008 terhadap 2.500 responden se-Indonesia menyebutkan sebanyak 75,48 persen responden menyatakan tingkat kepercayaan terhadap kepemimpinan SBY-JK positif, sedangkan sebanyak 22,68 persen responden menyatakan tidak suka, dan 1,84 persen responden tidak memberikan suara.
Mengenai calon presiden (Capres) yang memiliki elektabilitas tinggi adalah SBY dengan dukungan sebanyak 42,18 persen, disusul Megawati Soekarnoputri sebesar 16,67 persen, Sri Sultan HB X sebanyak 10,48 persen.
Mengenai pertanyaan soal kinerja SBY-JK di bidang politik, sebanyak 51,68 persen responden menyatakan berhasil, dan 46,92 persen menyatakan gagal. Di bidang ekonomi yang menyatakan berhasil sebanyak 29,72 persen responden, sedangkan yang menyatakan gagal sebanyak 67,04 persen. Untuk bidang kesejahteraan sosial, 40,36 persen responden menyatakan berhasil dan 57,28 persen responden menyatakan gagal.
Boni Hargens meragukan hasil survei tersebut karena dinilai tidak rasional antara penilaian kinerja dan tingkat kepercayaan terhadap SBY-JK, sebab, dalam pemantauannya di lapangan, mayoritas rakyat mengeluhkan kesulitan ekonomi saat ini.
"Kalau pun sekarang muncul berbagai klaim keberhasilan pemerintahan, hal itu saya nilai tak lebih dari keberhasian yang bersifat semu karena sudah direkonstruksi lewat berbagai strategi pencitraan," katanya.
Menurut Boni Hargens, salah satu partai yang akan diuntungkan oleh kekecewaan rakyat terhadap pemerintahan SBY itu, khususnya bidang ekonomi adalah PDIP. Ditambah lagi, PDIP dinilai jeli memainkan isu sembako murah yang memang menyentuh langsung persoalan nyata yang dirasakan mayoritas rakyat saat ini.
"Sebab, yang penting buat rakyat sekarang ini kan urusan pangan, sedangkan masalah korupsi itu menjadi isu yang kesekian di mata mayoritas rakyat kita," ujarnya.
Boni Hargens menambahkan, dari iklan sembako murah, PDIP akan dapat menarik kembali para pemilih fanatiknya yang dari kalangan masyarakat bawah.
Karena itu, katanya, wajar jika yang terjadi, jika sebagai besar responden dalam survei tersebut memilih capres pada figur SBY dan Megawati. "Harus jujur diakui, memang belum ada figur lain yang lebih kuat dari Mega dan SBY. Sebab, kita kan memang kekurangan stok pemimpin," katanya.
Sementara itu, Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti menyatakan senada bahwa figur SBY dan Megawati yang paling disukai oleh masyarakat saat ini sesuai hasil beberapa lembaga survei, karena kedua figur memilki infrastruktur partai yang kuat dan mempunyai dana yang besar untuk anggaran iklan politiknya, guna menaikkan citranya di mata masyarakat.
Kendati demikian, kata Ray, jika janji dalam iklan politik di media massa kedua figur tersebut tidak dapat direalisasikan dalam program nyata, maka rakyat akan mengalihkan dukungan kepada figur capres lain.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008