Jakarta, (ANTARA News) - Publikasi internasional penelitian di Indonesia dibanding sejumlah negara tetangga terhitung rendah. Indonesia pada kurun waktu 2004-2008 jumlah publikasinya hanya 2.874 buah.
Sementara Malaysia mencapai sekitar 8.000 publikasi, Thailand hampir 15 ribu publikasi dan Singapura lebih dari 30 ribu publikasi, kata Peneliti Pusat Penelitian Perkembangan Iptek (Pappiptek) LIPI Siti Meiningsih pada Seminar Indikator Iptek Indonesia di Jakarta, Selasa.
"Dengan demikian rasio publikasi internasional Indonesia sebesar 0,08, yang dihitung dari publikasi internasional sebanyak 2.874 buah dibagi jumlah peneliti sebanyak 34.216 orang. Ini berarti dari 100 peneliti Indonesia hanya mempublikasikan delapan jurnal internasional," katanya.
Dikatakan Siti, dari survei yang dilakukan Pappitek, sebagian besar responden menyatakan masalah yang menjadi kendala dalam kegiatan litbang antara lain kecilnya dana, peralatan laboratorium yang terbatas dan rendahnya kualitas dosen atau peneliti.
Soal kecilnya dana tersebut diakuinya memang cukup menonjol di mana dana riset Indonesia hanya 0,05 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), sementara Singapura mencapai 2,1 persen, Malaysia 0,6 persen dan Thailand 0,3 persen.
Sementara itu, rasio anggaran litbang Indonesia terhadap anggaran pendidikan masih sangat rendah sebesar 1,31 persen atau total hanya Rp531,13 miliar.
Sebanyak 60,44 persen belanja litbang ada di 44 lembaga penelitian, dan 39,56 persen di 265 fakultas negeri dan di 13 politeknik negeri, ujarnya.
Sementara itu, sebagian besar belanja litbang perguruan tinggi bersumber dari dana dalam negeri 86,15 persen, yakni 27,42 persen dari Dirjen dikti, 32,25 persen kerjasama dengan instansi dan 9,62 persen hibah pemerintah.
Sedangkan jumlah peneliti Perguruan Tinggi Negeri yang mencapai gelar S3 (Doktor) tercatat hanya 18,9 persen atau 17.382 orang, disusul S2 (Master) 62,1 persen atau 5.292 orang dan S1 (19 persen) 5.320 orang.
"Padahal suatu persyaratan universitas riset adalah jumlah peneliti dengan gelar S3 harus di atas 75 persen, " ujarnya.(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008