New York, (ANTARA News) - Saham-saham AS ditutup melemah pada Senin waktu setempat, di tengah kekhawatiran terhadap laba perusahaan dan jatuhnya penjualan ritel, termasuk memburuknya nilai properti komersial AS dalam sebuah ekonomi yang terhuyung-huyung karena resesi berkepanjangan, kata para dealer. AFP melaporkan, indeks Dow Jones Industrial Average turun 59,18 poin (0,69 persen) menjadi berakhir pada 8.519,93, menghapus kembali sebagian dari penurunan awal lebih dari 200 poin. Indeks komposit Nasdaq turun 31,97 poin (2,04 persen) menjadi 1.532,35 karena saham-saham teknologi berkapitalisasi besar menyeret indeks melemah. Indeks Standard & Poor's 500 juga turun 16,24 poin (1.83 persen) menjadi 871,64. Wall Street pada Senin dibuka dengan lebih banyak berita suram karena ikon otomotif Jepang, Toyota, memproyeksikan mengalami rugi operasional untuk pertama kalinya selama ini, saham-saham Eropa jatuh dan bank sentral China memangkas lagi suku bunganya, di tengah penurunan ekonomi global. Karena perdagangan dimulai dalam pekan pendek-libur natal, saham-saham terus merosot terutama pada sektor teknologi dan finansial, kata analisa perusahaan Charles Schwab & Co. "Saham perusahaan asuransi jiwa turun di tengah kekhawatiran tentang kegagalan mortgage komersial" setelah Wall Street Journal melaporkan para pengembang properti meminta bantuan pemerintah, katanya. Surat kabar melaporkan Senin, sebuah rekor jumlah utang real estat komersial akan jatuh tempo, beberapa pengembang properti besar telah meminta bantuan pemerintah. Para pengembang memperingatkan para pembuat kebijakan bahwa ribuan kompleks perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan dan gedung-gedung komersial lainnya di ambang kegagalan, penyitaan dan kebangkrutan, kata laporan tersebut. Peritel AS juga menghadapi kesulitan "di tengah kekhawatiran bahwa diskon tinggi telah digunakan untuk menarik belanja konsumen, musim dingin dan salju di banyak pasar menekan turun belanja musim libur," kata Schwab & Co. "Volume saham yang tipis di New York Stock Exchange tampak membuat lebih buruk sesi yang melemah," kata para analis Briefing. com dalam sebuahb laporannya. "Namun, pasar saham masih dapat mengurangi penurunanya pada akhir sesi," katanya. Penurunan awal dipimpin saham-saham teknologi berkapitalisasi besar, namun pelemahannya meluas ke seluruh pasar. Saham-saham finansial juga berkinerja buruk karena para investor terus menjauhkan diri dari bank dan institusi keuangan lainnya. Wells Fargo turun 6,61 persen menjadi 27,42 dolar AS. Menyusul proyeksi suram Toyota, sektor otomotif AS juga diperdagangkan melemah. Ford turun 12,20 persen menjadi 2,59 dolar AS, sementara General Motors jatuh 21,60 persen menjadi 3,52 dolar AS sekalipun Presiden George W. Bush telah menawarkan pinjaman penyelamatan 13,4 miliar dolar AS. Sektor energi diperdagangkan moderat karena harga minyak mentah terus melemah. Minyak mentah light sweet untuk pengiriman Februari merosot 2,45 dolar AS menjadi ditutup pada 39,91 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Pasar obligasi menguat pada Senin. Imbal hasil (yield) obligasi negara bertenor 10-tahun naik menjadi 2,141 persen dari 2,131 persen pada Jumat, sementara untuk obligasi negara bertenor-30 tahun naik menjadi 2,598 persen dari 2,562 persen. Harga dan yield obligasi bergerak dalam arah berlawanan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008