New York, (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia mundur kembali pada perdagangan di New York, Senin waktu setempat, karena melemahnya permintaan akibat pelambatan ekonomi global terus mengganggu pasar, kata para dealer.
Sebagaimana dilaporkan AFP, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Februari merosot 2,45 dolar AS menjadi ditutup pada 39,91 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Kontrak Januari telah habis masa berlakunya pada Jumat, setelah dalam perdagangan harian terpuruk ke posisi terendah 32,40 dolar AS per barel -- level terendah sejak 9 Februari 2004.
Harga minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari menyusut 2,55 dolar AS menjadi 41,45 dolar AS per barel di InterContinental Exchange (ICE), London.
Minyak mentah berjangka telah jatuh sejak mencapai rekor tertinggi di atas 147 dolar AS per barel pada Juli, karena sebuah pelambatan ekonomi global telah memangkas permintaan energi dunia.
Sebuah sinyal terbaru dari melemahnya ekonomi seluruh dunia, ikon perusahaan otomotif, Toyota, Jepang, pada Senin, memproyeksikan mengalami rugi operasional untuk pertama kalinya selama ini.
Toyota, yang bersaing dengan GM untuk menjadi produsen otomotif terbesar di dunia, mengatakan menghadapi sebuah "krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya" karena pelambatan global, dan diperkirakan merugi 150 miliar yen (1,69 miliar dolar AS) tahun ini -- untuk pertama kalinnya sejak memulai laporan pendapatan pada 1941.
Para analis mengatakan sekalipun ada pengurangan produksi dari kartel OPEC, namun gagal menahan penurunan harga minyak.
"Di sana ada beberapa hal positif menjadikan fundamental mantap untuk sebuah rally yang signifikan," kata John Kilduff dari MF Global.
"Dua putaran pemangkasan produksi OPEC, sejauh ini, gagal menahan penurunan harga sejak pertengahan musim panas yang berpengaruh terhadap kredibilitas mereka."
Dalam merespon penurunan harga minyak pekan lalu, Presiden OPEC Chakib Khelil, mengatakan, kartel akan melalukan pengurangan produksi hingga harga stabil.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memproduksi sekitar 40 persen dari minyak mentah dunia, pada Rabu lalu, menyepakati pemotongan produksi 2,2 juta barel per hari (bph) dalam upaya menopang harga.
Khelil, yang juga menteri minyak Aljazair, mengatakan harga minyak dapat merosot lebih jauh, jika OPEC tidak melakukan penurunan pada September dan Oktober.
Tetapi banyak pedagang mempertanyakan apakah seluruh anggota OPEC akan sepenuhnya melaksanakan kesepakatan pengurangan produksi terakhir tersebut.
Faktor lainnya yang mempengaruhi harga adalah meningkatnya stok minyak AS.
Cadangan minyak di Cushing, Oklahoma, dimana minyak mentah light sweet disimpan, berada pada kapasitas maksimum. Lebih banyaknya minyak yang diparkir di sana pada akhir sesi Jumat, mendorong para investor melakukan aksi jual, tambah mereka.
"Bagian dari alasan mengapa (minyak mentah New York crude) diperdagangkan pada seperti sebuah diskon, menjadikan Brent turun untuk meningkatkan stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma," kata para analis konsultan energi John Hall Associates.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008