Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN), Umar S. Bakry, dalam keterangan pers di Jakarta, Senin, menjelaskan bahwa pada awal 2009 partai Golongan Karya (Golkar) harus mengambil sikap tegas baik dalam posisinya di pemerintahan maupun dalam menetapkan calon presidennya.
"Golkar masih memiliki kesempatan untuk merebut simpati publik. Ketegasan sikap Golkar akan menentukan politik pencitraan seperti apa yang hendak dibangun," kata Umar.
Ia menjelaskan hal tersebut berangkat dari pemikiran elektabilitas Partai Golkar saat ini cenderung di bawah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat karena kegagalan Golkar membangun politik pencitraan.
"Politik pencitraan belakangan ini terbukti efektif mendongkrak elektabilitas partai politik. Partai Demokrat misalnya dapat mengangkat elektabilitasnya karena mampu mencitrakan diri sebagai partai pemerintah yang berhasil dalam memberantas korupsi serta melakukan program pro rakyat," ujarnya.
Umar menambahkan, PDIP juga berhasil mempertahankan diri sebagai partai "papan atas" karena mampu mencitrakan diri sebagai partai oposisi yang menjanjikan perubahan.
"Berdasarkan survei Lembaga Survei Nasional pada Oktober 2008, Golkar masih merupakan partai terpopuler bersama Partai Demokrat, Golkar juga menjadi partai yang paling disukai publik," ujarnya menambahkan. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008