Denpasar (ANTARA News) - Taman Burung dan Rimba Reptil Bali untuk pertama kalinya bisa menangkarkan cendrawasih kepala merah(Paradisaea rubra), burung endemik Irian yang langka, di dalam kawasan penangkaran mereka, di kawasan Gianyar, Bali, Senin.
Keberhasilan itu ditandai dengan pemasangan cincin identifikasi di kaki anakan burung usia dua pekan itu.
"Kami sangat peduli pada pelestarian alam, terutama burung-burung liar yang sangat indah ini. Untuk bisa menangkarkan burung cendrawasih kepala merah ini, memerlukan waktu, kesabaran, dan riset yang cukup lama. Tidak mudah memang, tetapi akhirnya bisa juga berkat kerja keras para staf kami," kata pemilik Taman Burung dan Rimba Reptil Bali, Nicholas J Blackbeard.
Saat diberikan cincin identifikasi itu, anak burung yang belum diketahui kelaminnya dan belum diberi nama itu tidak henti-henti membuka mulutnya pertanda ingin makan. Anakan burung itu kemudian dimasukkan kembali ke dalam wadah khususnya dan dikembalikan ke dalam gedung karantina dan perawatan anakan burung.
Para pengunjung mengaku sangat gembira menyaksikan pemasangan cincin di kaki kanan anakan burung jenis sangat langka di dunia itu. Adapun indukan burung itu tetap berada di dalam sangkar raksasanya, karena berbagai jenis cendrawasih diketahui sangat sensitif terhadap kehadiran unsur-unsur asing di luar kebiasaannya.
"Bahkan kami memberi makannya juga sangat hati-hati, harus pengasuhnya. Kalau tidak begitu mereka bisa mogok makan. Bahkan bisa saja telur satu-satunya ini ditendang keluar dari sarangnya," kata seorang staf taman burung itu.
Bukan cuma cendrawasih kepala merah yang bisa ditangkarkan di sana, karena burung endemik kebanggaan Bali, jalak bali atau curik bali (Leucopsar rothschildii), juga bisa dibiakkan secara baik, dan saat ini terdapat tiga anakan usia tiga bulan yang berada dalam bangunan pembiakan. Demikian juga dengan burung macaw (Ara arauna) asal pedalaman rimba Amazon, Amerika Selatan, juga terdapat beberapa anakan usia beberapa pekan.
Taman Burung dan Rimba Reptil Bali yang telah berdiri sejak 12 tahun lalu tercatat mempunyai 225 species dan subspecies burung dari berbagai negara, dengan jumlah burung mencapai 1.125 burung. Tiap sebentar beberapa merak (Pavo munticus), juga datang mendekat kepada para pengunjung.
Jika pengunjung datang ke sana, burung-burung paruh bengkok macaw akan menyambut dengan celotehannya di dahan-dahan dalam taman burung yang asri itu. Tidak ketinggalan burung kakatua berbagai jenis yang sangat jinak dan bisa disentuh pengunjung.
Tidak ketinggalan burung-burung migran, di antaranya pelikan dan flaminggo menemani pengunjung di kolam besar yang terdapat di dalamnya.
Pengunjung juga bisa melihat-lihat burung yang dipelihara khusus di dalam sangkar-sangkar raksasa menurut region wilayahnya, semisal area Nusa Tenggara, area Afrika, dan Area Amerika.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008