“Saya datang ke sini untuk membantu tim. Posisi saya di tim nantinya tergantung pada pelatih karena dia yang memutuskan tugas terbaik untuk saya,” ujar Motta di Kantor Persija, Jakarta, Senin.
Meski demikian, pria berusia 33 tahun itu mengakui bahwa ia lebih sering mengisi peran sebagai bek kanan di karier profesionalnya.
Akan tetapi, posisi itu bisa berubah jika tim yang diperkuat Motta menggunakan formasi tiga atau empat bek.
“Saya hampir selalu bermain di fullback kanan. Namun itu terpulang juga karena kadang bermain dengan empat atau lima bek,” tutur pemain yang pernah memperkuat klub raksasa Italia Juventus dan AS Roma.
Menguntungkan Persija
Meski lebih berpengalaman mengisi sisi kanan pertahanan, Marco Motta sejatinya memiliki kemampuan untuk bertugas di semua posisi lini pertahanan.
Hal ini dapat menguntungkan Persija yang pada Liga 1 Indonesia 2019 tidak memiliki catatan kebobolan yang baik. Dari 34 laga, Riko Simanjuntak dan kawan-kawan kemasukan 42 gol dan melesakkan 43 gol.
Padahal, pada Liga 1 2018 yang Persija keluar sebagai juara, hanya merasakan gol 36 kali dan memasukkan 53 gol.
Dengan kedatangan Motta, libi belakang Persija semakin tangguh karena sebelumnya telah memiliki deretan bek berkualitas bagus untuk Liga 1 Indonesia 2020.
Di posisi ‘fullback’ baik kiri maupun kanan ada nama-nama seperti Alfath Fathier, Tony Sucipto, Ismed Sofyan dan Novri Setiawan.
Sementara bek tengah sudah ada Otavio Dutra, Maman Abdurahman, Ryuji Utomo dan Hamra Hehanusa. Jika melihat daftar ini, terbuka kemungkinan pelatih Persija Sergio Farias menempatkan Motta sebagai bek tengah menemani Otavio Dutra.
Baca juga: Marco Motta semringah
Baca juga: Marco Motta teringat Gelora Bung Karno saat Persija tawarkan bergabung
Baca juga: Marco Motta senang Persija jadi klub pertamanya di Asia
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2020