Jakarta (ANTARA News) - Indonesia dan China menandatangani delapan proyek sektor energi yang meliputi listrik, batubara, dan migas dengan nilai investasi sekitar Rp35 triliun.
Penandatanganan proyek akan disaksikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Wakil Perdana Menteri China, Li Keqiang, di sela Forum Energi Indonesia-China (Indonesia-China Energy Forum/ICEF) ke-3 di Jakarta, Senin.
Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pertemuan ICEF akan menjadi penting terutama menghadapi tantangan terkait fluktuasi harga minyak mentah dan krisis keuangan global.
"ICEF ini memiliki momentum penting bagi Indonesia dan China dalam menghadapi tantangan ke depan," katanya.
Kedelapan proyek tersebut, lanjutnya, juga akan menyerap setidaknya 32.000 tenaga kerja langsung.
Proyek-proyek itu adalah nota kesepahaman perpanjangan produksi Blok Selat Madura antara BP Migas dan CNOOC dan Husky Madura Ltd di Selat Madura, Jawa Timur, senilai 642 juta dolar AS.
Selanjutnya, penandatanganan pinjaman proyek 10.000 MW antara PT PLN (Persero) dan Bank Exim China untuk dua proyek yakni PLTU Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, senilai 481,9 juta dolar AS dan PLTU Pacitan, Jatim,senilai 293 juta dolar AS, serta PLTU Adipala 1x660 MW di Cilacap, Jateng, dengan nilai 605 juta dolar AS dan Rp2,446 triliun.
Kemudian, perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) untuk PLTU Simpang Belimbing 2x113,5 MW di Muara Enim, Sumsel, senilai 330 juta dolar dan proyek tambang batubara di Banko Tengah, Sumsel, antara PT BA, China Huadian Corporation, Pemda Muara Enim, dan PT Trubua Alam Manunggal Engineering senilai 14,4 juta dolar.
Proyek lainnya adalah pengembangan pabrik biodiesel dan bahan baku antara ZTE Agribusiness Co Ltd, PT Kurnia Selaras dan Bank Pembangunan China di Jambi dan Sumsel senilai 255 juta dolar dan proyek pengembangan
batubara PT Bumi Dharma Kencana dan Lark Guandong Power Resources Inc di Melak, Kutai Timur, Kaltim, senilai 350 juta dolar AS. (*)
Copyright © ANTARA 2008