Pangkalpinang (ANTARA News) - Permintaan pohon Natal bekas di Pangkalpinang meningkat seiring semakin dekatnya perayaan Natal pada Kamis (25/12).
"Menjelang perayaan Natal, permintaan pohon dan asesoris Natal lainnya meningkat drastis jika dibandingkan tahun perayaan sebelumnya," ujar Linda pedagang pohon Natal di Pangkalpinang, Minggu.
Menurut dia, warga meminati pohon Natal bekas dari luar negeri seperti Singapura, China dan lainnya karena harganya lebih murah dan terjangkau.
"Saat ini persediaan pohon Natal yang dimiliki hanya tinggal lima pohon saja dan diperkirakan pada Natal nanti pohon Natal akan habis terjual," ujarnya.
Masyarakat lebih memilih pohon Natal bekas dari pada pohon Natal baru karena merosotnya daya beli masyarakat sejak turunnya harga bijih timah, karet, lada dan sawit.
Ia menjelaskan, pedagang mendapatkan pohon Natal dan barang bekas lainnya seperti perabot rumah tangga, elektronik dan lainnya tidak menentu seiring ketatnya pengawasan barang luar masuk di Pelabuhan Pangkalbalam dan sulitnya mencari barang yang berkualitas bagus.
"Terkadang kami mendapatkan pasokan lima bulan sekali sedangkan pasaran barang-barang bekas di Bangka sangat menjanjikan, karena barang yang dipajang berkuaslitas tinggi,"ujarnya.
Pohon Natal yang ditawarkan bervariasi dari harga Rp150 ribu hingga Rp300 ribu per pohon tergantung ukuran dan asesoris pada pohon Natal yang diminati.
"Pohon Natal yang paling diminati masyarakat, pohon Natal yang dihiasi lampu warna warni dan dilengkapi asesories Natal lainnya," ujarnya.
Rika Sihaan, pembeli pohon Natal mengaku, membeli pohon Natal karena harganya lebih murah jika dibandingkan pohon Natal baru yang mencapai Rp800 ribu per pohon.
"Saat perayaan Natal, pohon Natal harus ada untuk melengkapi suka cita pada malam perayaan Natal," ujarnya.
Menurut dia, saat krisis ekonomi ini, kami lebih berhemat untuk membeli perlengkapan Natal yang harganya murah dan terjangkau sehingga tidak mengurangi suka cita dalam merayakan Natal. (*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008