Makassar (ANTARA) - Camat Galesong Kabupaten Takalar Safaruddin menyampaikan abrasi melanda lima desa di Kecamatan Galesong semakin parah, khususnya pada Dusun Boddia, Desa Galesong Kota.

"Makin parah. Tanggul yang sudah dibangun juga hancur, beberapa rumah semakin dekat dengan laut," katanya di Takalar, Senin.

Safaruddin menyebutkan abrasi yang menerjang wilayahnya berada di lima titik desa, yakni Desa Palalakkang, Desa Galesong Baru, Desa Galesong Kota, Desa Boddia dan Desa Mappakalompo.

Sampai saat ini, upaya penanganan abrasi masih menggunakan pasir yang dimasukkan ke dalam karung kemudian disusun agar air laut tidak langsung memecah bangunan rumah warga sekitar.

"Akhir-akhir ini hujan turun saat malam hari di Galesong. Warga yang tinggal di pinggir pantai semakin khawatir. Tanggulnya juga sudah tidak tahan abrasi, karena sudah banyak yang hanyut," katanya.

Baca juga: ASP sebut penambangan pasir picu abrasi di Galesong Takalar

Baca juga: Warga Sampulungan butuh bantuan atasi abrasi secepatnya

Baca juga: Gubernur tinjau abrasi Pantai Galesong Kabupaten Takalar


Terkait bantuan bronjong yang dijanjikan Pemerintah Provinsi Sulsel, Safaruddin mengatakan belum memperoleh informasi kapan bantuan itu akan disalurkan. Ia juga belum tahu pasti seperti apa bantuannya.

"Beberapa waktu lalu, sekitar empat hari setelah Gubernur Sulsel datang mengunjungi kami, kita hanya dapat bantuan karung 250 buah yang berasal dari provinsi. Katanya bantuan selanjutnya akan datang, makanya untuk penanganan awal disalurkan dulu karung itu," katanya.

Safaruddin berharap bantuan yang dijanjikan pemerintah segera disalurkan sebab masih sangat mungkin curah hujan yang lebih besar bisa melanda kampung pesisir Galesong.

Sebelumnya, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah menyampaikan bahwa pengerjaan bronjong untuk Kecamatan Galesong Utara telah masuk tender dan akan segera dilakukan tahun ini. Meski begitu, pengkajian masih tetap dilakukan Pemprov Sulsel, salah satunya jika arah pasirnya horisontal maka akan dibangun tanggul.

"Balai Pompengan sudah mulai mendesain, sudah ada juga yang ditender. Kemungkinan untuk wilayah lainnya tinggal ditender agar masyarakat tidak lagi merasakan hal ini. Kita memang sudah antisipasi karena cuaca juga sangat ekstrem," katanya.

Data sementara dari pemerintah setempat, tercatat ada 19 rumah yang terancam hancur karena abrasi air laut dan sekitar 74 kilometer daerah tepi pantai berpotensi abrasi pada tahun ini.*

Baca juga: Warga Takalar gunakan pasir dalam karung untuk tahan abrasi

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020