Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Zulkifli Zaini dihadapan anggota Komisi VI DPR menyebutkan aset perusahaan listrik tersebut mencapai Rp1.550 triliun.

"Hingga triwulan ketiga 2019 aset kita mencapai Rp1.550 triliun, begitu juga laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi (EBITDA) yang terus meningkat," kata Dirut PLN saat Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR, Jakarta, Senin.

Sementara ketika menjelaskan program 35.000 megawatt (MW), Zulkifli menyebutkan bahwa per 31 Desember 2019 realisasi perkembangan dari proyek tersebut adalah 6.811 MW atau 19 persen.

Baca juga: Proyek pembangkit listrik 35.000 MW langkah positif bangun negara

Selanjutnya, pembangkit yang masih dalam progres konstruksi sebesar 20.167,8 MW atau setara dengan 57 persen. Pada perjalanan megaproyek itu yang masih dalam tahap kontrak jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) namun belum konstruksi sebesar 6.877,6 MW atau 20 persen.

Sisanya, dalam tahap pengadaan 829 MW atau 2 persen dan perencanaan 734 MW atau 2 persen.

"Hanya 4 persen terbagi dalam pengadaan dan perencanaan," katanya.

Sedangkan transmisi, berdasarkan keterangan dari Dirut PLN yang telah beroperasi sepanjang 20.174,9 kilometer sirkuit (kms) atau 43 persem dari total rencana 47.889,2 kms. Transmisi yang dalam progres konstruksi 14.047,4 kms atau 29 persen dan pra konstruksi 13.136,8 kms atau 28 persen.

Baca juga: Untuk kereta cepat Jakarta-Bandung, PLN siapkan Gardu Induk Padalarang

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020