Jakarta (ANTARA) - Performa Kabinet Indonesia Maju dalam 100 hari masa kerjanya tak pernah lepas dari sorotan media massa di Tanah Air, bahkan Menteri BUMN Erick Thohir dinilai paling banyak diberitakan media.
Indonesia Indicator (I2) sebuah sebuah perusahaan Intelijen Media dengan menggunakan piranti lunak Artificial Intelligence (AI) dalam risetnya bertajuk "100 Hari Jokowi-Ma'ruf", di Jakarta, Senin, mencatat, total pemberitaan terkait Kabinet Indonesia Maju di 2.075 media online sepanjang 20 Oktober-24 Januari mencapai 228.788 berita.
Baca juga: 100 Hari Pemerintahan Jokowi - Ma'ruf, Ini yang telah dikerjakan
Baca juga: Presiden Jokowi tantang DPR selesaikan revisi 79 UU dalam 100 hari
Baca juga: 100 hari Jokowi-Ma'ruf, Wapres sebut politik semakin kondusif
Indonesia Indicator (I2) mencatat, dalam 100 hari Jokowi-Ma'ruf terdapat lima nama menteri Terpegah (Top Person) atau yang paling banyak diberitakan media. Menteri BUMN Erick Thohir tercatat menjadi Menteri Terpegah dengan 35.831 berita.
"Nama Erick Thohir mencuat didorong beberapa isu kontroversial seperti penunjukan Ahok sebagai Komut Pertamina, Penunjukan wakil menteri BUMN, dan upaya pemangkasan jabatan eselon," kata Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta.
Selain itu, Erick Thohir mendapat sorotan media terkait dengan kasus eks dirut Garuda Ari Askhara dan polemik kasus Jiwasraya.
"Isu-isu tersebut cukup ramai disorot dan dibingkai sebagai isu nasional," katanya.
Posisi kedua Menteri Terpegah ditempati Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan 30.335 berita.
Menurut Rustika, sejak awal penunjukannya nama Prabowo sudah menjadi sorotan media. Rekam jejak Prabowo sebagai lawan politik Jokowi menjadi faktor pendorong utama.
Selain itu, Prabowo juga banyak diberitakan terkait isu perdebatannya dengan Komisi I DPR karena tidak mau menunjukkan anggarannya.
Isu terbaru adalah terkait kasus Natuna. Prabowo dikritik karena dianggap terlalu lembek menghadapi kasus Natuna.
Menteri Terpegah ketiga diduduki oleh Menko Polhukam Mahfud MD dengan 26.281 berita. Figur Mahfud MD cukup melekat dengan isu-isu seperti kelompok separatis di Papua, perkembangan kelompok radikal, dan yang paling menonjol pada awal kepemimpinannya adalah kasus pencekalan Habib Rizieq Shihab.
Posisi keempat Menteri Terpegah ditempati Mendagri Tito Karnavian dengan 23.696 berita.
Menurut Rustika, sejak terpilih sebagai menteri nama Tito tidak lepas dari sorotan media. Media menyoroti pernyataan Tito terkait dengan wacana Pilkada tak langsung.
Kemudian, Tito juga disorot terkait isu pemekaran wilayah di Papua. Terakhir Tito mendapat sorotan terkait dengan mundurnya Wabup Nduga, Wentius Nimiangge.
"Namun dibanding lima menteri teratas lainnya sentimen positif Tito lebih menonjol terkait dengan transparansi penyerapan APBD dan program pengentasan kemiskinan dan stunting," ungkap Rustika.
Posisi kelima Menteri Terpegah diduduki oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan 21.290 berita. Sri Mulyani mendapat sorotan terkait dengan isu BPJS Kesehatan dan Jiwasraya.
Media banyak mengangkat langkah serta peran pemerintah dalam mengatasi BPJS Kesehatan dan kasus Jiwasraya. Upaya Sri dalam menanggulangi kasus Desa Fiktif juga terekam media.
"Secara garis besar media memberikan ruang pada pemerintahan Jokowi Ma’ruf dalam 100 hari terakhir. Atau dalam istilahnya, 'wait and see'. Hal tersebut dilihat dari bagaimana media mem-framing seluruh isu Jokowi Ma’ruf dengan tone 'netral' yang hampir mencapai 50 persen," ujar Rustika.
Secara umum, kata dia, media menganggap bahwa masa 100 hari belum cukup untuk menentukan sebuah keberhasilan. Namun demikian, media memantau seluruh perkembangan yang telah dilakukan oleh pemerintahan Jokowi selama ini.
Selain itu, media juga memberi ruang dan mengawal kinerja para menteri di Kabinet Indonesia Maju.
"Konsolidasi politik juga terlihat bagaimana peran para Menteri selama ini. Kembali lagi, media juga memberikan ruang dan mengawal, meski dengan penuh kontroversinya," ungkap Rustika.
Namun demikian, lanjut dia, ada secercah harapan optimisme yang dimunculkan melalui beberapa wacana yang dilontarkan oleh para Menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Menteri Tervokal
Indonesia Indicator juga mencatat terdapat lima nama menteri Tervokal atau "influencer" yang pernyataannya paling banyak dikutip media massa. Tiga nama Menteri Terpegah juga duduk sebagai Menteri Tervokal.
Hal tersebut menunjukkan bahwa selain menjadi sentral pemberitaan, mereka juga memberikan pernyataan terkait berbagai isu yang ditujukan pada mereka.
Menko Polhukam Mahfud MD tercatat menjadi Menteri Tervokal di media dengan 64.323 pernyataan. Posisi kedua ditempati Menteri BUMN Erick Thohir dengan 53.675 pernyataan. Menteri Tervokal ketiga diduduki Mendagri Tito Karnavian dengan 30.398 pernyataan.
Popularitas tokoh di media juga bisa terkait dengan isu atau kebijakan tertentu yang dianggap sebagai terobosan atau "hal baru" dalam pemerintahan.
Hal itu terbukti dengan masuknya nama Nadiem Makarim sebagai Menteri Tervokal di posisi keempat dengan 26.080 pernyataannya dikutip media. Profesinya sebagai pengusaha ojek online, menteri milenial, dan kebijakannya yang mengundang kontroversi seperti soal penghapusan Ujian Nasional mendapat ruang besar di media.
Demikian pula dengan posisi kelima Menteri Tervokal ditempati Menteri Agama Fachrul Razi. Figur ini sejak awal mencuri perhatian media dengan melarang gaya busana cadar dan cingkrang di jajaran ASN.
Sementara itu, posisi Sri Mulyani berada di deretan keenam Menteri Tervokal,di posisi ketujuh Menteri Tervokal adalah Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian, dengan 23.449 pernyataan. Sementara Menhan Prabowo Subianto menduduki posisi kedelapan.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020