Jakarta (ANTARA News) - DPP PPP akan mengundang tokoh reformasi yang juga mantan Ketua MPR Amien Rais untuk berbicara seputar "Demokrasi, Bush, dan Sepatu Nomor 10" dalam "Forum PPP Mendengar" pada Senin (22/12) malam. Kepada wartawan di Jakarta, Minggu, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali menjelaskan, pihaknya ingin mendengar apa pendapat para ahli tentang pelemparan sepatu terhadap Bush dan makna serta dampaknya terhadap demokrasi di Indonesia. Dalam acara Forum PPP Mendengar yang akan digelar pada Senin malam (22/12) itu, Amien Rais yang dikenal kritis terhadap Presiden George W Bush dan Amerika Serikat akan tampil bersama ahli hukum internasional dan mantan Dekan FH UI Prof Hikmahanto Juwana. Panelis lainnya adalah pengamat Timur Tengah Adian Husaini MA yang juga penulis buku tentang agresi AS terhadap Irak dan bahaya imperialisme pemikiran (soft culture) AS. Menurut Suryadharma, dalam kesempatan itu Amien Rais akan berbicara mengenai fenomena mutakhir demokrasi dunia terkait pelemparan sepatu oleh wartawan Irak Al Zeidi kepada Bush. Suryadharma yang juga Menkop dan UKM itu menyatakan tertarik dengan sepatu Al Zeidi yang kini ditawar orang sampai lebih satu miliar rupiah. "Saya tidak banyak uang. Jadi saya akan buat imitasinya saja," katanya. Suryadharma akan memesan imitasi sepatu pantofel hitam milik wartawan Irak Muntadhar Al Zeidi yang dibuat kelompok pengrajin sepatu sandal Sidoarjo, Jawa Timur. "Saya akan ke kampung sepatu sendal Sidoarjo. Saya bawa model gambar sepatu Al Zeidi yang diambil dari foto Internet," katanya. Lebih lanjut Suryadhrama menyatakan rencananya memesan beberapa pasang sepatu imitasi itu dan siapa pun yang hadir pada "Forum PPP Mendengar" bisa ikut memesan imitasi sepatu yang dilempar Al Zeidi ke Presiden Bush itu. "Ini sepatu istimewa dan bersejarah. Saya ingin memilikinya, minimal imitasinya," kata Suryadharma yang mengaku akan menghubungi pihak keluarga Al Zeidi di Irak untuk meminta izin memproduksi sepatu pantofel warna hitam yang terkenal itu. "Saya juga akan minta izin untuk memakai merek `Muntadhar Al Zeidi` untuk memproduksi secara massal sepatu warna hitam milik wartawan TV Irak itu. Tentu saja tidak semua ukurannya nomor 10 karena ukuran sepatu orang Indonesia bervariasi," katanya. Hasil penjualan sepatu tersebut, katanya, akan dikumpulkan untuk keperluan sosial seperti beasiswa bagi pelajar Indonesia yang berprestasi namun tidak memiliki biaya. Banyak orang yang merasa terlampiaskan kejengkelan dan kemarahannya kepada Bush oleh pelemparan sepatu tersebut. Wartawan Irak yang kini ditahan itu berhasil mempermalukan Bush yang dianggap telah menyebabkan penderitaan bagi rakyat Irak. Untuk itu, tidak heran bila sebagian orang di dunia, termasuk Presiden Venezuela Hugo Havez, misalnya, mengganggap Al Zeidi sebagai pahlawan. Unjuk rasa menuntut dibebaskannya Muntadhar Al Zeidi juga terus digelar tidak hanya di Baghdad, tetapi juga di AS. Baru-baru ini sekitar 1.500 orang pengunjuk rasa berjalan kaki di Jalan Azamiyah, Kota Baghdad. Aksi tersebut diramaikan dengan poster bergambar sepatu yang dilempar Al Zeidi, serta situasi saat Presiden Bush mengelak dari serangan Al Zeidi. Para pengunjuk rasa mengganggap Al Zeidi tidak bersalah. Bahkan, sepatu Al Zaedi ditawar senilai satu miliar rupiah lebih oleh mantan pelatih kesebelasan nasional Irak, Adnan Hamad. Saat ini Al Zeidi meringkuk dalam tahanan dan diperkirakan akan dikenakan dakwaan penghinaan terhadap pemimpin asing dan Perdana Menteri Nouri Al Maliki. Tindakan Al Zeidi dianggap mewakili perasaan rakyat Irak yang menderita karena Perang Irak dan pendudukan tentara AS. Al Zeidi kini dianggap sebagai pahlawan karena keberanian melempar dua sepatunya ke arah Presiden Bush.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008