Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto menyatakan siap untuk memimpin gerakan perubahan bagi bangsa ini apabila rakyat Indonesia menginginkan adanya pembaruan atas kondisi saat ini yang masih serba sulit untuk mereka.

Kepada pers disela-sela peringatan HUT ke-2 Partai Hanura di Jakarta, Minggu, Wiranto menegaskan bahwa jika rakyat sudah cukup puas dengan kondisi saat ini, maka dirinya beserta seluruh kekuatan yang ada di belakangnya siap memberikan dukungan kepada pemerintah saat ini untuk melanjutkan kembali masa pemerintahannya.

"Tapi jika rakyat menjawab sebaliknya, tidak puas dengan kondisi saat ini, maka harus ada perubahan untuk pembaruan total di negeri ini," katanya.

Ditegaskannya bahwa dirinya sudah siap untuk memimpin perubahan tersebut dan Hanura siap pula bergabung dengan kekuatan politik lainnya yang mengusung semangat perubahan dan pembaruan bagi bangsa ini.

"Saya sudah siap memimpin perubahan dan itu sudah kami uktikan sejak 2004 lalu," katanya seraya menambahkan bahwa untuk memperjuangkan perubahan itu tidak mudah karena harus berhadapan dengan kekuatan status quo yang disandang incumbent.

Lebih lanjut dikatakannya bahwa Hanura tidak akan pernah masuk dalam barisan status quo dan kemudian meninggalkan rakyat sendirian.

Pada bagian lain, Wiranto mengungkapkan bahwa sepanjang 10 tahun bergulirnya reformasi, ternyata masih banyak PR yang belum terselesaikan oleh pemerintahan saat ini, walaupun banyak pula kemajuan yang telah dicapai bangsa ini.

Dia mencontohkan belum adanya pengurangan angka kemiskinan dan tingkat pengangguran masyarakat Indonesia yang signifikan.

"Ada kesan kegagalan jika berbicara masalah pembangunan, khususnya pengentasan kemiskinan ini. Disana-sini kita mendengar keluhan masyarakat Indonesia," ujarnya.

Selain itu, katanya lagi, juga ada kondisi dimana angka pengangguran bakal semakin meningkat tajam pasca krisis ekonomi global saat ini.

Dalam konteks krisis itu, Wiranto mengingatkan agar pemerintah tidak sekedar meng-kambing hitam-kan krisis. "Jujurlah untuk mengatakan bahwa memang ada yang tidak beres dan tidak fokus dalam mengelola negara ini," ujarnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008