"Dengan wafatnya beliau, Indonesia telah kehilangan tokoh nasional, bapak bangsa, dan sosok negarawan yang juga berjasa dalam pemberantasan korupsi di negeri ini, yaitu dengan selalu menjaga KPK selama ini baik dukungan datang langsung ke gedung KPK maupun mendukung upaya KPK di bidang pencegahan korupsi," kata Yudi di Jakarta, Senin.
Ia pun mencontohkan pada 2017 lalu, aGus Sholah menggagas Deklarasi Tebuireng untuk melawan budaya korupsi dengan para pemimpin lintas agama.
Keluarga besar pegawai KPK pun, kata dia, turut berduka cita atas wafatnya Gus Sholah.
"Semoga ke depan akan lahir sosok-sosok pewaris pemikiran beliau yang menjaga negeri ini dalam bingkai kebhinekaan, NKRI, dan menyuarakan gerakan antikorupsi," kata Yudi.
Tokoh penting Nahdlatul Ulama K.H. Salahuddin Wahid adalah putra pahlawan nasional K.H. Wahid Hasyim, dan adik kandung presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid tutup usia pada pukul 20.55 WIB usai kritis menjalani perawatan di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, Minggu.
Informasi wafatnya Gus Sholah pertama kali dibagikan putra Gus Sholah, Irfan Wahid (Ipang Wahid), melalui akun media sosial Facebook dan Twitternya.
Jenazah Gus Sholah disemayamkan di rumah duka, Mampang, Jakarta Selatan.
Rencananya Gus Sholah akan dimakamkan di kompleks Pemakaman Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin petang.
Baca juga: Jenazah Gus Sholah disambut Gubernur Jatim di Juanda
Baca juga: PDI Perjuangan berdukacita atas wafatnya Gus Sholah
Baca juga: Hidayat Nur Wahid mengenang keteladanan Gus Sholah
Baca juga: Hujan iringi pemberangkatan jenazah Gus Sholah dari rumah duka
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020