Pontianak (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menegaskan, pihaknya sudah menginstruksikan kepada pihak Imigrasi dan pihak terkait lainnya untuk melakukan pengawasan ketat terhadap ke luar masuknya orang dan barang ke wilayah Kalbar guna menantisipasi virus corona.
"Hal ini, kita lakukan untuk mengantisipasi masuknya virus corona di Kalbar. Makanya saya meminta kepada jajaran Imigrasi, Kesehatan Pelabuhan, Bea Cukai dan Karantina, serta aparat yang bertanggungjawab terhadap ke luar masuk orang dan barang dari dan ke luar negeri di wilayah Kalbar," kata Sutarmidji di Pontianak, Minggu.
Baca juga: Pasien di Cirebon negatif virus corona dipulangkan
Adapun instruksi yang dibuatnya antara lain, Imigrasi dan pihak terkait lainnya harus melakukan pengawasan dengan ketat ke luar masuk orang dari negara yang terdapat kasus virus corona.
Menurutnya, semua pihak harus menjalankan keputusan pemerintah yang melarang masuknya turis dari China dan pemerintah melarang untuk sementara waktu WNI berkunjung ke China.
"Kita juga tidak memperbolehkan pekerja asing untuk kembali ke negara mereka yang ada kasus virus corona. Bagi pekerja asing yang bekerja di Kalbar dari negara yang ada kasus virus corona yang pulang ke negara mereka untuk sementara tidak boleh kembali ke Kalimantan Barat," katanya.
Dirinya juga menganjurkan agar warga kalbar untuk tidak berkunjung ke negara yang terdapat kasus virus corona.
Baca juga: Dinsos bantu pemulangan mahasiswa Sampang dari China
Seperti diketahui, pada hari ini, Presiden Joko Widodo memimpin rapat terbatas bersama jajarannya begitu tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Minggu, 2 Februari 2020.
Dalam rapat tersebut dibahas soal evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menyusul wabah virus corona yang melanda negara tersebut.
"Baru saja rapat terbatas yang dipimpin oleh Bapak Presiden dilakukan di Bandara Halim Perdanakusuma," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat memberikan keterangan pers seusai rapat.
Dalam keterangannya, Retno menyampaikan beberapa hal yang dibahas dalam rapat tersebut. Pertama, sejumlah 243 orang, termasuk 5 orang Tim Aju (tim pendahulu) yang dipulangkan dari Wuhan, Provinsi Hubei, RRT, telah tiba dengan selamat di Natuna.
Baca juga: Kemenhub pastikan maskapai ikuti mitigasi pesawat dari Wuhan
"Mereka akan melalui masa observasi selama 14 hari. Masa observasi ini juga akan dilakukan oleh 42 tim penjemput WNI dari Wuhan, sehingga total orang yang akan menjalankan observasi adalah 285. Sampai saat ini alhamdulillah mereka dalam kondisi sehat," jelas Retno.
Kedua, Retno mengatakan bahwa Menteri Kesehatan bersama dengan tim akan membuka kantor di Natuna. "Juru bicara dari Menteri Kesehatan dari waktu ke waktu akan menyampaikan update perkembangan," imbuhnya.
Ketiga, Retno menyebut bahwa penerbangan langsung dari dan ke daratan RRT ditunda untuk sementara mulai hari Rabu, 5 Februari 2020, pukul 00.00 WIB.
Keempat, lanjut Retno, semua pendatang yang tiba dari daratan RRT dan sudah berada di sana selama 14 hari, untuk sementara tidak diizinkan untuk masuk dan melakukan transit di Indonesia.
Kelima, kebijakan pemberian fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrival untuk warga negara RRT yang bertempat tinggal di daratan RRT untuk sementara dihentikan.
"Keenam, pemerintah meminta warga negara Indonesia untuk sementara tidak melakukan perjalanan ke mainland China," katanya.
Baca juga: Dinkes Cirebon: Hasil laboratorium pasien terduga virus corona negatif
Baca juga: Erick Thohir puji kecepatan BUMN bantu WNI di China cegah Virus Corona
Baca juga: Kemenhub tunda sementara penerbangan dari dan ke China
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020