Madinah (ANTARA News) - Sebanyak 325 jemaah haji Indonesia wafat di Arab Saudi hingga Sabtu pagi WAS (Sabtu siang WIB) dan terbanyak dari Debarkasi Solo (SOC).
"Jumlah itu masih lebih rendah sedikit dibanding tahun lalu, karena dalam kurun yang sama pada tahun lalu tercatat 327 jemaah wafat," kata Wakil Ketua PPIH Arab Saudi bidang kesehatan DR dr Barita Sitompul.
Mereka wafat karena faktor fisik dalam musim haji 2008 yang lebih berat, namun pelayanan sudah dilakukan secara maksimal untuk menekan angka jemaah wafat.
"Apalagi, saya baru datang ke Madinah, ternyata suhu pagi ini di Madinah sudah mencapai delapan derajat celsius dengan kelembaban yang sangat rendah, sehingga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan jemaah juga," katanya.
Ke-325 jemaah wafat itu, 225 jemaah wafat di Mekah, 36 jemaah wafat di Madinah, dan empat jemaah wafat di Jeddah, sedangkan jemaah yang menjalani perawatan mencapai 150-an orang.
"Dari jumlah jemaah wafat itu, 312 jemaah atau sekitar 95 persen lebih berusia di atas 60 tahun, sedangkan penyebabnya 210 jemaah atau sekitar 65 persen akibat gangguan sirkulasi, jantung, dan pembuluh darah," katanya.
Di Mekah, 225 jemaah wafat itu mayoritas atau 84 orang wafat di pemondokan, sedangkan 72 jemaah wafat di RSAS (Rumah Sakit Arab Saudi), 48 jemaah wafat di BPHI (Balai Pengobatan Haji Indonesia), dan 21 jemaah wafat di sektor.
"Mayoritas jemaah memang wafat di pemondokan, tapi angka itu juga masih jauh dari angka tahun lalu yang mencapai 183 jemaah wafat di pemondokan," katanya.
Untuk Madinah, katanya, pihaknya belum memiliki data lengkap, tapi empat dari 36 jemaah wafat di Madinah dilaporkan meninggal dunia di BPHI Daker Madinah.
"Saya imbau jemaah di Madinah untuk banyak minum air, karena udara yang kering dan suhu yang dingin akan mudah menyebabkan kekurangan cairan tubuh. Kalau takut minum hanya karena takut kencing akan justru menyebabkan dehidrasi dan akhirnya ambruk (sakit)," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008