Jakarta (ANTARA News) - Pusat pelayanan satu atap bagi para investor diharapkan sudah bisa beroperasi di seluruh kabupaten dan kota se-Sumatra Utara (Sumut) pada 2009, dari saat ini baru di dua kabupaten. "Pada 2009 semua diharapkan sudah beroperasi sehingga pengurusan perijinan menjadi semakin mudah," kata Kepala Badan Investasi dan Promosi Provinsi Sumut, R Sabrina, di sela Sumut Expo 2008, di Jakarta, Jumat malam. Sumut Expo yang berlangsung 18 hingga 21 Desember di Balai Kartini Expo Center, Jakarta, antara lain menampilkan berbagai produk andalan dan peluang investasi di Sumut. Sabrina mengatakan, saat pelayanan satu atap yang sudah beroperasi baru di dua kabupaten yakni Serdang Bedagai dan Mandailing Natal. Ia mengatakan, sebenarnya instansi yang menangani pelayanan satu atap tersebut sudah terbentuk. Namun pelayanan belum bisa diberikan karena masih ada beberapa kelengkapan yang belum selesai seperti personil, peralatan komputer, gedung dan lainnya. Ia mengatakan, saat ini di Sumut ada 28 kabupaten/kota, namun dua kabupaten merupakan hasil pemekaran sehingga yang ditargetkan sudah beroperasi 26 kabupaten/kota. Sabrina mengatakan, jika pelayanan satu atap tersebut sudah beroperasi maka proses perijinan akan lebih cepat lagi sehingga diharapkan para investor tertarik menanamkan modalnya di Sumut. Dengan pelayanan satu atap tersebut, katanya, maka peminta ijin hanya akan berhadapan dengan petugas penerima berkas di depan kantor. "Mereka tidak bertemu dengan `pengolah` ijin," katanya. Hal ini diharapkan akan menghilangkan kemungkinan terjadinya pungutan liar. Sementara itu, rencana investasi berdasarkan surat persetujuan yang diterbitkan pemda Sumut pada periode Januari-September 2008, untuk penanaman modal asing (PMA) tercatat 32 proyek dengan nilai 319,630 juta dolar AS dan untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) 11 proyek dengan nilai Rp417,670 miliar. Sedangkan realisasi investasi berdasar izin usaha tetap pada periode yang sama adalah untuk PMA sebanyak 10 proyek dengan nilai 57,704 juta dolar dan PMDN sebanyak delapan proyek dengan nilai Rp343,528 miliar. Sementara itu Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Sumut, Hervian Tahier saat forum bisnis pada acara Sumut Expo mengatakan, pemerintah daerah Sumut juga memperhatikan keinginan pengusaha, maksudnya ada titik temu keinginan keduanya. Ia mengatakan, pemda harus mempunyai semangat untuk memberikan kemudahan bagi para penanam modal. Kemudahan tersebut antara lain berupa informasi dan perijinan. Ia mengatakan, saat ini masih ada peraturan perijinan yang digunakan untuk mencari pendapatan asli daerah. Ia juga mengatakan bahwa pemda jangan hanya menawarkan potensi yang ada namun justru harus mengetahui keinginan pasar. Potensi, katanya, tetap akan ada artinya jika tidak disesuaikan dengan keinginan pasar.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008