Jammu, India, (ANTARA News) - Seorang komandan lapangan senior dari kelompok yang dituduh terlibat dalam serangan-serangan di Mumbai, tewas pada hari Jumat dalam tembak-menembak dengan pasukan keamanan India di Kashmir, kata seorang jurubicara militer India.

AFP melaporkan, komandan yang hanya disebut Mudassir itu tewas bersama dua orang bersenjata dari kelompok Lashkar-e-Taiba.

India menyatakan, mereka memiliki bukti kuat -- yang didukung intelijen AS -- bahwa gerilyawan yang menyerang Mumbai bulan lalu dilatih oleh kelompok Lashkar-e-Taiba yang berpangkalan di Pakistan.

Tembak-menembak Jumat itu terjadi di distrik Boda di Kashmir selatan.

"Pasukan keamanan menutup sebuah daerah setelah memperoleh petunjuk. Militan-militan itu diminta menyerah namun mereka menolak dan tembak-menembak sengit pun terjadi," kata jurubicara itu.Seorang gerilyawan penting lain Lashkar-e-Taiba tewas di Doha pada Kamis.

Pasukan keamanan India hari Rabu juga menembak mati dua komandan tinggi dari kelompok militan lain Kashmir yang pro-Pakistan, Hizbul Mujahidin.

Kashmir, sebuah wilayah di kawasan pegunungan Himalaya, terbagi atas daerah-daerah yang dikuasai India dan Pakistan.

Kashmir India adalah satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Lebih dari 40.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pemberontak Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pemberontak Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

India dan Pakistan terlibat dalam tiga perang dan hampir terjerumus ke dalam perang keempat setelah serangan militan pada 2001 terhadap gedung parlemen India.

Dua dari tiga perang itu meletus karena masalah Kashmir. Laporan-laporan terakhir intelijen India menunjukkan kenaikan tajam dalam upaya penyusupan militan melewati garis pengawasan yang dibantu pasukan perbatasan Pakistan.

Serangan-serangan 60 jam di Mumbai yang dimulai pada tengah malam 26 November juga telah menimbulkan ketegangan baru antara India dan Pakistan. India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka.

Serangan di kota finansial India oleh gerilyawan muslim itu menewaskan 172 orang, termasuk sejumlah warga asing, dan mencederai ratusan lain.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008