Jakarta (ANTARA News) - Pengamat poliotik yang juga Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny Januar Ali memperkirakan para calon presiden (capres) alternatif yang saat ini banyak disebut-sebut, akan beralih menjadi calon wakil presiden mulai awal 2009.

"Saya menduga, mulai Januari 2009, para tokoh capres alternatif itu akan berubah pikiran dan `turun` menjadi cawapres," kata Denny JA dalam jumpa pers analisis survei nasional LSI bertema "Kondisi Ekonomi Menentukan Pemenang Pemilu 2009" di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, bermunculannya para tokoh alternatif yang siap memimpin bangsa Indonesia di tahun 2009 sangat bagus sebagai suatu wacana, tetapi secara realitas akan sangat sulit.

Ia beralasan, aturan dalam UU No 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden yang menyebut syarat 20 persen suara nasional dan 25 persen kursi DPR RI bagi partai atau gabungan partai yang berhak mengajukan calon presiden dan wakil presiden, merupakan kendala yang sangat berat.

Tokoh-tokoh alternatif seperti Wiranto, Prabowo Subianto, Sutiyoso, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Din Syamsuddin, dan lain-lain, kata Denny, diusung oleh partai-partai kecil sehingga akan sangat sulit untuk maju tanpa berkoalisi.

Di sisi lain, katanya, berbagai hasil jajak pendapat yang dilakukan sejumlah lembaga survei menunjukkan bahwa "peringkat" Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarnoputri sangat jauh mengungguli tokoh-tokoh alternatif lainnya.

"Karena itu, saya kira para tokoh alternatif itu pada saatnya akan berpikir realistis," kata Denny.

Rekor MURI

Sementara itu, sebelum acara jumpa pers tersebut, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberikan tiga penghargaan berupa piagam Rekor MURI kepada LSI yang diserahkan Ketua MURI Jaya Suprana kepada Direktur Eksekutif LSI Denny JA.

Tiga penghargaan terhadap LSI yang dicatat sebagai Rekor MURI itu adalah sebagai lembaga yang mampu memenangkan pemilihan gubernur terbanyak yakni 14 gubernur dalam satu musim pilkada, sebagai lembaga yang mampu melakukan Hitung Cepat terbanyak yakni 64 kali dengan hasil benar dalam satu musim pilkada, serta lembaga yang mampu memprediksi hasil pilkada melalui iklan dengan hasil benar terbanyak, yakni 13 kali dalam satu musim pilkada.

"Apa yang dilakukan LSI sama sekali tidak mudah, apalagi menyangkut statistik. Karena itu, kerja LSI selama ini layak dihargai dan dikagumi. Jadi, kalau ada mengatakan semakin gampang memperoleh rekor MURI, coba saja pecahkan rekor MURI ini," kata Jaya Suprana.

Dengan tiga rekor baru yang diberikan oleh MURI tersebut, berarti LSI kini sudah mendapatkan total 10 rekor MURI karena sebelumnya telah mendapatkan tujuh rekor MURI.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008