Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny Januar Ali mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia pada 2009 akan sangat menentukan siapa yang akan memenangkan Pemilu 2009. Ketika menyampaikan analisis survei nasional LSI di Jakarta, Jumat, Denny JA mengatakan, berdasarkan hasil survei LSI terakhir, jika ekonomi memburuk, popularitas Susilo Bambang Yudhoyono akan merosot dan potensial dikalahkan Megawati Soekarnoputri. "Argumennya sederhana. Ekonomi yang memburuk akan melahirkan semakin banyak pemilih yang marah. Di semua negara demokrasi, pemilih yang marah akan menjadi golput atau mengalihkan suaranya kepada tokoh dan partai oposisi yang paling besar saat itu," katanya. Ia mencontohkan bukti terpilihnya Barack Obama sebagai Presiden AS yang antara lain disebabkan memburuknya ekonomi AS sehingga membuat masyarakat marah dan kemudian menumpahkannya dengan tidak memilih John McCain sebagai pemimpin partai yang berkuasa saat itu. Karena itu, lanjutnya, memburuknya ekonomi 2009 akan membuat Pemilu 2009 lebih sulit bagi Yudhoyono untuk terpilih dibandingkan Pemilu 2004. "Segmen pemilih yang marah karena hidupnya bertambah sulit akan semakin besar dari segi jumlah dan pengaruh. Mereka segera menjadi rebutan partai dan tokoh oposisi," kata Denny JA. Survei LSI itu dilakukan pada 5-15 Desember 2008, dengan jumlah responden awal sebanyak 1.200 responden di seluruh provinsi di Indonesia secara proporsional. Survei yang memiliki tingkat kesalahan sebesar plus minus 2,9 persen itu dilakukan melalui wawancara tatap muka responden dengan menggunakan kuesioner. Dalam pemaparan hasil survei tersebut, Denny mengatakan, isu ekonomi jauh melampaui isu korupsi sebagai isu terpenting yang harus ditangani di Indonesia. Hasil survei menunjukkan, ketika ditanya masalah penting apa yang harus ditangani di Indonesia, responden paling banyak memilih masalah kesejahteraan ekonomi sebanyak 72,7 persen, diikuti pemberantasan korupsi 12,5 persen, keamanan 4,1 persen, dan penegakan hukum 2,8 persen. Sedangkan ketika ditanya soal kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Presiden Yudhoyono dalam menangani masalah, responden menyatakan tidak puas terhadap penanganan masalah ekonomi (59,5 persen dan hanya 36,7 persen yang menyatakan puas. Selebihnya, sebanyak 52,5 persen menyatakan puas terhadap penanganan masalah politik, 75,1 persen puas terhadap masalah keamanan dan 68,2 persen menyatakan puas terhadap masalah penegakan hukum. "Dengan demikian, masalah ekonomi tetap menjadi titik lemah Yudhoyono," kata Denny. Responden juga banyak yang menganggap pemenuhan sembako dan kesempatan kerja menjadi titik lemah pemerintahan Presiden Yudhoyono dalam menangani masalah ekonomi. Sebanyak 65,3 persen responden menyatakan pemerintah gagal memenuhi kebutuhan sembako dan hanya 23,6 persen yang menyatakan berhasil. Sedangkan untuk kesempatan kerja hanya 33,7 persen yang menyatakan berhasil dan 61,4 persen menyatakan gagal. Selain itu, sebanyak 35,2 responden menyatakan kondisi ekonomi rumah tangga saat ini bertambah sulit dibanding setahun lalu dan 29 persen responden lainnya menyatakan lebih baik dari tahun sebelumnya. Berdasarkan survei, kata Denny, yang merasa ekonomi saat ini baik, akan cenderung mendukung Partai Demokrat atau Yudhoyono dan yang merasa ekonomi sulit cenderung mendukung PDIP atau Megawati. Sedangkan jika Pilpres mendatang diikuti dua calon yakni Yudhoyono dan Megawati, sebanyak 42,9 persen memilih Yudhoyono, sebanyak 40,7 persen memilih Megawati dan sisanya 16,4 persen menyatakan tidak tahu, tidak menjawab, atau rahasia. "Megawati dan Yudhoyono bersaing ketat. Hasil survei menunjukkan, jika ekonomi membaik, Yudhoyono semakin dominan dan jika ekonomi memburuk maka Megawati potensial mengalahkan Yudhoyono," kata Denny JA.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008