Jambi (ANTARA News) - Kontraktor minyak dan gas bumi (migas) asal China, PetroChina International Jabung Ltd, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, menyalurkan 261 ekor sapi serta 80 unit paket peralatan biogas kepada peternak di daerah tersebut.

Penyaluran sapi tahun ini merupakan kelanjutan dari program serupa pada tahun sebelumnya, sementara bantuan peralatan biogas baru diberikan pada 2008, kata Manager Government and Public Relations PetroChina International Companies in Indonesia, Maryke PY Pulunggono, di Jambi, Jumat.

Maryke mengatakan, kedua program bantuan tersebut sengaja dipadukan mengingat penggemukan dan pengembanganbiakan sapi ditujukan agar petani bisa memanfaatkan kotoran sapi untuk menghasilkan energi
biogas.

Dari hasil uji coba yang dilakukan para peternak sapi di Tanjung Jabung, ternyata program biogas berhasil memberikan nilai tambah bagi petani, terutama dalam menyediakan energi alternatif bagi kebutuhan memasak rumah tangganya.

Sebagaimana penggunaan kompor gas biasa, menurut Maryke, kotoran sapi setelah melalui proses sederhana mampu menghasilkan gas yang dapat dialirkan ke kompor gas.

Di saat kelangkaan minyak tanah dan mahalnya bahan bakar minyak, upaya untuk memanfaatkan kotoran ternak sebagai bahan bakar alternatif tentu merupakan pilihan terbaik. "Terlebih api yang dihasilkan dari pemrosesan kotoran ternak itu selain tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan lingkungan kotor. Proses memasak pun jadi lebih cepat," ujar Maryke.

Untuk tahun ini, program bantuan diberikan kepada 80 Kepala Keluarga (KK) peternak di Tanjung Jabung Timur. Masing-masing KK mendapat tiga ekor sapi dan satu paket peralatan biogas yang terdiri dari reaktor biogas, pipa saluran serta satu unit kompor gas. "Semua peralatan termasuk sapinya disediakan PetroChina melalui program community development," katanya.

Ia mengharapkan, program tersebut bisa digulirkan kembali kepada kelompok peternak sapi lainnya yang belum mendapatkan bantuan bibit sapi di wilayah proyek percontohan tersebut.

Untuk tahun 2009, Maryke mengatakan, pihaknya belum menganggarkan program bantuan serupa karena adanya perubahan kebijakan mengenai program Community Development (CD) dari pemerintah RI. Namun demikian, PetroChina akan tetap memberikan perhatian penuh terhadap program tersebut.

Sementara itu, Kepala Bidang Budidaya Ternak Pemkab Tanjung Jabung Timur, Rajito, mengatakan, program kemitraan antara PetroChina, Pemkab Tanjung Jabung Timur dan kelompok petani setempat, sejauh ini menunjukkan keberhasilan.

Hal itu bisa dilihat dari keuntungan ekonomis yang diperoleh kelompok petani yang menggunakan biogas untuk memasak dibandingkan apabila menggunakan minyak tanah.

Rata-rata penghematannya setara dengan pemakaian minyak tanah dua liter per hari atau Rp8.000 per hari dengan asumsi harga minyak tanah Rp4.000 per liter. "Itu berarti dalam sebulan peternak bisa menghemat pengeluaran rata-rata Rp240.000," katanya.

Selain itu, lanjut Rajito, reaktor biogas juga mampu menghasilkan pupuk kompos sebanyak 400 kilogram/bulan. Bila harga jual kompos Rp500/kg maka akan diperoleh tambahan pendapatan bagi peternak
Rp200.000/bulan, katanya.

Atas dasar itu, Pemkab Tanjung Jabung Timur sudah mengalokasikan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten untuk melanjutkan program tersebut pada tahun 2009, tambah Rajito.

PetroChina merupakan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) yang memiliki lima wilayah operasi di Indonesia, masing-masing dua di Jambi, dua di Papua dan satu di Tuban, Jawa Timur. (*)

Copyright © ANTARA 2008