Kekurangan 24 ribu unit logistik itu dirinci terdiri dari 10 ribu bilik dan 14 ribu kotak suara, yang nantinya untuk melengkapi logistik untuk 8.195 tempat pemungutan suara yang tersebar di 13 kabupaten dan kota di Kalsel, kata Kepala Bagian Keuangan, Umum, dan Logistik KPU Kalsel, Drs. HA Junaidi, di Banjarmasin, Jumat.
Kekurangan logistik itu merupakan efek adanya penambahan TPS dari yang sebelumnya hanya 8.054 menjadi 8.195 TPS, selain karena kotak maupun bilik suara sisa Pemilu lalu sebagian rusak dan hilang.
"Untuk sementara hasil dari pendataan yang dilakukan kabupaten dan kota kekurangan logistik mencapai 24 ribu kotak dan bilik suara, namun akan kembali kita lakukan pengecekan ulang," katanya.
Diungkapkannya, sesuai ketentuan untuk pengadaan bilik maupun kotak tambahan serta peralatan logistik lain seperti alat tulis adalah tugas dan tanggungjawab KPU provinsi Kalsel bekerjasama dengan perusahaan pemenang tender.
Sedangkan keperluan logistik berupa surat suara, tinta, dan segel, pengadaannya melalui KPU Pusat.
"Kita masih terus mengadakan rapat dan pertemuan dengan anggota KPU dan instansi terkait untuk membicarakan masalah ini, jangan sampai pada saat pelaksanaan Pemilu nanti, akan ada hambatan pada logistik," katanya.
Sebelumnya, KPU Kalsel melakukan perubahan jumlah daftar pemilih tetap, dari 2.460.632 menjadi hanya 2.458.170 atau berkurang 200 ribu lebih pemilih.
Mengenai penambahan TPS dilakukan untuk mempersingkat waktu pemilihan pada masing-masing daerah sehingga penghitungan suara juga bisa lebih cepat selesai.
Sebelumnya, masing-masing TPS ditetapkan akan menampung sekitar 500 orang pemilih, sedangkan dengan penambahan TPS, tiap TPS hanya akan menampung sekitar 300 hingga 400 orang pemilih.
"Sesuai peraturan, setiap TPS maksimal menampung 500 orang pemilih. Kalau sampai 500 orang per TPS akan terlalu lama, makanya kita bijaksana untuk melakukan penambahan," katanya.
(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008