Jakarta (ANTARA News) - Latihan bersama TNI dan Polri untuk mengatasi gangguan terorisme di Indonesia secara serentak dimulai, ditandai dengan pembukaan oleh Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri di Jakarta, Jumat.

Pembukaan itu dihadiri oleh Menko Polhukkam Widodo AS, Menhan Juwono Sudarsono, Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, Mendagri Madiyanto dan Menpan Taufik Effendi.

Direktur Gladi latihan bersama TNI Polri, Komjen Pol Iman Haryatna mengatakan, latihan akan melibatkan 6.597 personel di lapangan dan 350 personel di posko.

"Latihan posko dimulai pada Jumat hari ini hingga selesai, sedangkan latihan lapangan akan berlangsung pada Minggu, 21 Desember 2008," katanya.

Latihan lapangan akan berlangsung di Selat Malaka, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar.

Di Jakarta latihan akan berlangsung di Gedung Bursa Efek Indonesia, dua hotel, Bandara Halim Perdana Kusuma dan Pelabuhan Tanjung Priok.

Di Semarang, latihan berlangsung di gedung Telkom, dua hotel, di Yogyakarta berlangsung di salah satu hotel.

Latihan di Surabaya berlangsung di tiga hotel, sedangkan di Denpasar akan berlangsung di dua hotel dan satu kafe.

Penutupan latihan akan berlangsung Senin, 22 Desember 2008 di Bandara Halim Perdana Kusuma.

Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri mengatakan, latihan bersama ini merupakan upaya negara dan pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman teror.

"Teror tidak saja menimbulkan korban jiwa besar, tapi juga trauma berkepanjangan dan memberikan dampak negatif bagi berbagai aspek kehidupan," ujarnya.

Menurut Kapolri, Polri sebagai alat hukum dan TNI tidak akan membiarkan teror menghantui dan mengancam kehidupan masyarakat.

Berbagai kasus teror mulai dari Bom Bali I, bom Kedubes Australia dan Mumbai, India, menjadi bukti bahwa serangan teror dapat terjadi setiap saat.

"Ancaman teror dapat muncul setiap saat dan dimana saja. Kita tidak ingin itu terjadi," katanya.

Latihan bersama, kata Kapolri, juga akan menjadi bukti bahwa TNI dan Polri tidak akan bersikap kompromis terhadap aksi teror. (*)

Copyright © ANTARA 2008